Kesemutan, Gejala Stroke Subklinis yang Perlu Diwaspadai
Sebenarnya, gejala stroke bisa dikenali sejak awal. Sehingga resiko kematian ataupun cacat akibat penyakit ini pun bisa ditangani sejak dini. Selama ini sudah banyak masyarakat yang mengenal stroke berat. Namun dalam dunia kedokteran, ada istilah stroke subklinis (gejala awal) yang merupakan fase penyumbatan otak namun tidak menyebabkan kelumpuhan akut. Oleh karena itu perlu diwaspadai karena gejalanya sering tidak dikenali..
Menurut dokter spesialis syaraf RS Sari Asih Ciledug, dr. Sri Purwanti, SpS, gejala stroke subklinis ini antara lain kesemutan anggota gerak (badan) sebelah atau separuh wajah, kelemahan pada mulut (cadel/pelo), gangguan penglihatan (buram) secara tiba-tiba, pusing tujuh keliling serta mulut mencong.
Kesemutan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Kebanyakan orang pernah mengalami kesemutan kala duduk bersila terlalu lama atau tertidur dengan tangan tertindih. Namun kesemutan bisa juga menjadi gejala stroke yang perlu diwaspadai. Pada gejala stroke, kesemutan yang terjadi memiliki ciri khas, yaitu terjadi hanya pada bagian tangan kanan dan kaki kiri saja atau sebelah wajah saja, maupun sebaliknya. Berbeda dengan kesemutan biasa yang akan hilang dengan sendirinya jika bagian tubuh telah berubah posisi, kesemutan pada gejala stroke tidak akan hilang meski telah berubah posisi dan akan terus berlanjut.
Bagi seseorang yang memiliki faktor resiko seperti pengidap hipertensi, jantung, kolesterol, stroke subklinis bisa terjadi lima kali lebih sering dibanding stroke berat yang selama ini dikenal. Stroke subklinis ini bisa mengantarkan seseorang ke arah stroke berat jika tidak ditangani secepatnya. Dr. Sri pun menyarankan untuk segera berkonsultasi ke rumah sakit sebelum terlambat jika mendapati gejala tersebut, karena stroke kecil akan berubah menjadi berat.
Jika pada suatu hari seseorang terkena gejala seperti itu secara tiba-tiba, ia harus mulai waspada dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter sebagai upaya pencegahan kepada stroke yang lebih berat. Karena dengan pengobatan yang benar akan mengurangi kecacatan, bahkan menghindari kematian, saran dr. Sri.
Menurut dokter spesialis syaraf RS Sari Asih Ciledug, dr. Sri Purwanti, SpS, gejala stroke subklinis ini antara lain kesemutan anggota gerak (badan) sebelah atau separuh wajah, kelemahan pada mulut (cadel/pelo), gangguan penglihatan (buram) secara tiba-tiba, pusing tujuh keliling serta mulut mencong.
Kesemutan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Kebanyakan orang pernah mengalami kesemutan kala duduk bersila terlalu lama atau tertidur dengan tangan tertindih. Namun kesemutan bisa juga menjadi gejala stroke yang perlu diwaspadai. Pada gejala stroke, kesemutan yang terjadi memiliki ciri khas, yaitu terjadi hanya pada bagian tangan kanan dan kaki kiri saja atau sebelah wajah saja, maupun sebaliknya. Berbeda dengan kesemutan biasa yang akan hilang dengan sendirinya jika bagian tubuh telah berubah posisi, kesemutan pada gejala stroke tidak akan hilang meski telah berubah posisi dan akan terus berlanjut.
Bagi seseorang yang memiliki faktor resiko seperti pengidap hipertensi, jantung, kolesterol, stroke subklinis bisa terjadi lima kali lebih sering dibanding stroke berat yang selama ini dikenal. Stroke subklinis ini bisa mengantarkan seseorang ke arah stroke berat jika tidak ditangani secepatnya. Dr. Sri pun menyarankan untuk segera berkonsultasi ke rumah sakit sebelum terlambat jika mendapati gejala tersebut, karena stroke kecil akan berubah menjadi berat.
Jika pada suatu hari seseorang terkena gejala seperti itu secara tiba-tiba, ia harus mulai waspada dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter sebagai upaya pencegahan kepada stroke yang lebih berat. Karena dengan pengobatan yang benar akan mengurangi kecacatan, bahkan menghindari kematian, saran dr. Sri.
Jika pada suatu hari seseorang terkena gejala seperti itu secara tiba-tiba, ia harus mulai waspada dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter sebagai upaya pencegahan kepada stroke yang lebih berat. Karena dengan pengobatan yang benar akan mengurangi kecacatan, bahkan menghindari kematian,
Saran yang diungkapkan dr. Sri Purwanti SpS, ini bukan tanpa alasan. Dijelaskannya, seseorang yang telah terkena stroke berat (pasca stroke) akan mengalami perubahan kepribadian seperti mendadak depresi, perubahan emosi seperti mudah marah, gangguan memori seperti tiba-tiba tidak bisa menghitung angka, sulit mengambil keputusan yang sederhana dan sebagainya seperti mengulang-ulang kalimat (omongan) tanpa disadarinya.
Untuk itu, selain mengenali gejala awal, dr. Sri menganjurkan masyarakat rajin memeriksa tekanan darah, kadar gula dalam darah, kadar kolesterol, serta berat badan dan menjalani gaya hidup sehat. Karena saat ini, stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga dan penyebab kecacatan nomor satu di dunia.
Untuk itu, selain mengenali gejala awal, dr. Sri menganjurkan masyarakat rajin memeriksa tekanan darah, kadar gula dalam darah, kadar kolesterol, serta berat badan dan menjalani gaya hidup sehat. Karena saat ini, stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga dan penyebab kecacatan nomor satu di dunia.
Sumber : http://www.sariasih.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar