Senin, 07 Oktober 2013

Job Discriptions Kasat Lantas

Sat Lantas Polres Gorontalo Kota


I. PENDAHULUAN
1. Umum
  • Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas kerja dalam memberikan pelayanan masyarakat bidang Lalu lintas, maka perlu adanya panduan kerja yang dijadikan dasar oleh anggota Sat Lantas dalam melaksanakan tugas selaku anggota Lalu lintas
  • Optimalisasi dan serta efektifitas kerja dalam memberikan pelayanan masyarakat yang sesuai dengan Visi dan Misi Polri, khususnya Visi dan Misi Satuan Lalu lintas.
2. Dasar
  • Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
  • Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Polri.
  • Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep / 7 / I / 2005 tanggal 31 Januari 2005 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Satuan-satuan organisasi Polri pada tingkat Kewilayahan ( Polres ).
3. Maksud dan Tujuan
  • Maksud Maksud disusunnya Pentelaan tugas ini adalah salah satu upaya untuk peningkatan kualitas kerja anggota Satuan Lalu lintas.
  • Tujuan sebagai pedoman anggota dalam melaksanakan tugas-tugas sehari-hari pada tingkat Satuan-satuan dan jajaran Polres Cilacap.
II. PENTELAAN TUGAS
Satuan lalu lintas bertugas menyelenggarakan fungsi Lalu lintas yang meliputi, penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat, rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas, penegakan hukum bidang lalu lintas guna memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
1. Tugas Pokok Kasat Lantas
  • Memimpin, membina, mengawasi dan mengendalikan seluruh angota satuan Lalu lintas.
  • Mengarahkan dan mempertimbangan anggota dalam melaksanakan tugas yang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
  • Menyampaikan, melaksanakan, mengawsi dan melaporkan hasil pelaksanaan kebijakan pimpinan bidang Lalu lintas.
  • Melaksanakan koordinasi dengan fungsi Operasional lainnya.
  • Melaksanakan Koordinasi dengan instansi terkait yang mengemban fungsi Lau lintas
  • Melaksanakan Opstin dan Opssus bidang Lalu lintas
  • Reward and punishment
2. Tugas Pokok Kaurbin Ops
Kaurbin Ops adalah staf pelaksana pada Sat Lantas yang bertugas menyelenggarakan segala kegiatan staf dan Operasional dengan tugas sebagai berikut :
  • Merumuskan, mengembangkan prosedur tata cara kerja serta mengawasi, mengarahkan dan mengevaluasi pelaksanaannya
  • Menyiapkan rencana dan program kegiatan termasuk rencana pelaksanaan Opstin maupun Opssus Lalu lintas.
  • Mengarahkan para Kanit dalam pelaksanaan tugas sehingga mendapat hasil yang maksimal
  • Menyelenggarakan administrasi operasional termasuk administrasi penyidikan perkara laka lantas maupun gar lantas.
  • Mengatur, mengelola tahanan dan barang bukti dalam perkara laka lantas dan gar lantas
  • Menyelengarakan kegiatan ulahjianta/informasi yang berkenaan dengan aspek pembinaan maupun pelaksanaan tugas operasional
  • Mewakili Kasat lantas.
3. Tugas Pokok Bamin lantas
  • Melaksanakan korespodensi, dokumentasi dan ketatalaksanaan perkantoran dan kearsipan di Satuan lalu lintas.
  • Melaksanakan pengumpulan data dan bahan-bahan lain yang diperlukan dalam rangka menyusun rencana operasi rutin dan operasi khusus lalu lintas.
  • Menyelenggarakan kegiatan operasional dan staf bidang Lalu lintas termasuk administrasi Laka lantas, Gar lantas dan SSB.
  • Menyusun laporan rutin maupun insidentil.
  • Menyusun Renpam
  • Menyusun Renfung untuk Opssus
  • Membuat Rencana kegiatan
  • Membuat Proja
  • Membuat Anev kegiatan bidang Lalu lintas
4. Tugas Pokok Banum
  • Membantu Bamin dalam pelaksanakan korespondensi dokumen dan kearsipan dilingkungan Sat Lantas
  • Mengumpulkan data untuk diserakah ke Bamin, sebagai bahan Pulahjianta Bidang Lalu lintas
  • Melaksanakan administrasi Opstin dan Opssus Lantas
  • Menyusun Laporan rutin dan insidentil
5. Tugas Pokok Kanit Reg Ident Lantas
  • Memimpin, membina, mengawasi dan mengendalikan seluruh angota Unit Laka Lantas.
  • Menyelenggarakan administrasi staf dan operasional bidang SSB untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan SSB.
  • Koordinasi dengan Instansi terkait (Dipenda,Jasa Raharja) dalam terlaksananya pelayanan SSB kepada Masyarakat.
  • Menerima, mendistribusikan material SSB dan mengawasi penggunaannya.
  • Melaksanakan upaya-upaya untuk menjamin sarana identifikasi yang diterbitkan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum
  • Melaksanakan dan mengawasi administrasi keuangan ( PNDP ) yang berasal dari dana SSB.
  • Mengevaluasi pelaksanan penerbitan SSB secara periodik.
6. Tugas Pokok Unit SIM
  • Baur SIM
    • Menyusun dan membuat Renbut Material SIM
    • Kontrol penggunaan Material SIM
    • Menyiapkan sarana Ujian teori dan praktek SIM
    • Menyusun Laporan penggunaan Material SIM
    • Menyusun Laporan Administrasi Keuangan SIM
    • Menyelenggarakan Pulahjianta SIM
  • Petugas Pendaftaran
    • Register pendaftaran
    • Memeriksa kelengkapan(adm) pemohon
    • Memberikan formulir sesuai Golongan SIM pemohjon
    • Memberikan resi bank kepada pemohon SIM
    • Menyerahkan kepada petugas Ujian Teori
  • Petugas PUTOR SIM (bendahara penerima)
    • Menerima PNBP SIM perpanjang Rp. 60,000
    • Menerima PNBP SIM Baru Rp. 75.000
    • Setor PNBP SIM ke Putor Lantas
    • Menyelenggarakan Laporan PNBP SIM
  • Petugas Ujian teori
    • Menerima berkas dari pendaftaran
    • Cek kelengkapan berkas
    • Cross chek data administasi dan pemohon
    • Informasi tata cata Ujian Teori
    • Mengawasi Pelaksanaan Ujian teori
    • Memeriksa dan memberi nilai hasil ujian teori
    • Menyerahkan berka ke petugas ujian prakter (lulus)
    • Meyimpan berkas bila pemohon tidak lulus
  • Petugas Ujian Praktek
    • Menerima berkas dari petugas ujian teori
    • Cek kelengkapan berkas
    • Cros chek data administasi dan pemohon
    • Informasi tata cata Ujian Praktek
    • Mengawasi Pelaksanaan Ujia Praktek
    • Memeriksa dan memberi nilai hasil ujina Praktek
    • Menyerahkan berka ke petugas Operator (lulus)
    • Meyimpan berkas bila pemohon tidak lulus
  • Petugas Produksi SIM
    • Menerima berkas dari petugas ujian Praktek
    • Cek kelengkapan berkas
    • Cros chek data administasi dan pemohon
    • Informasi tata cata pemotoan
    • Entry data
    • Sidik jari
    • Tanda tangan
    • Foto
    • Laminating SIM
    • Mencatat pada buku registrasi
    • Penyerahan SIM
  • Petugas Administrasi SIM/File
    • Menyusun Renbut SIM
    • Melayani Mutasi SIM
    • Melayani Pengantar Klipeng
    • Membuat Laporan secara periodik
7. Tugas Pokok Unit STNK
  • Baur STNK
    • Menyusun Renbut STNK sesuai perkiraan kebutuhan
    • Meneliti administrasi Pemohon STNK
    • Menyusun Laporan penggunaan STNK
    • Menyusun Laporan Administrasi Keuangan STNK
    • Menyimpan dan mengeluarkan STNK
  • Petugas cek phisik Ranmor
    • Meneliti administrasi Pemohon cek phisik
    • Melaksanakan Cek phisik
    • Cros chek data hasil gesekan dengan File data pembanding (data sebelumnya)
    • Menyusun Laporan Administrasi Keuangan
    • Menyelenggarakan pelayanan Cek Phisik bantuan
  • Petugas Pendaftaran
    • Meneliti administrasi Pemohon STNK
    • Meneliti administrasi Permohonan STNK
    • Menyusun Laporan penggunaan STNK
    • Menyusun Laporan Administrasi Keuangan STNK
    • Menyelenggarakan pelayanan STNK Duplikat
  • Petugas cetak STNK
    • Meneliti Kelengkapan administrasi
    • Memeriksa keabsahan Resi setoran PKB
    • Entry Data
    • Menyusun Arsip dan menyerahkan ke Arsdok
    • Menyerahkan STNK ke bagian penyerahan
  • Petugas yang menyerahkan STNK
    • Meneliti jumlah STNK yang diserahkan
    • Memeriksa keabsahan Resi setoran PKB
    • Entry Data
    • Cetak STNK
    • Cek/ teliti hasil Cetakan
    • Menyusun Arsip dan menyerahkan ke Arsdok
    • Menyerahkan STNK ke bagian penyerahan
  • Petugas Arsdok
    • Meneliti jumlah File yang diserahkan
    • Memeriksa kelengkapan arsip dalam berkas
    • Memisahkan Map Arsip sesuai daerah / Jenis Ranmor
    • Menyimpan arsip
    • Menyiapkan dan menyerahkan Arsip untuk pemohon STNK Teliti ulang
    • Menjaga keamanan Arsip/File
  • Petugas Mutasi Ranmor
    • Memeriksa keabsahan STNK dan BPKB
    • Cek asal usul Ranmor
    • Riksa hasil Cek phisik Ranmor
    • Riksa phisik Ranmor secara langsung
    • Foto Ranmor (mutasi masuk)
    • Membuat surat keterangan pengganti STNK
    • Mengajukan Fiskal antar daerah
    • Menyerahkan BPKB ke Unit BPKB untuk di rubah
  • Petugas pelayanan Hilang STNK dan Blokir
    • Memeriksa Laporan kehilangan barang/surat-surat
    • Cek asal usul Ranmor
    • Riksa hasil Cek phisik Ranmor
    • Riksa BAP kehilangan dari Reskrim
    • Riksa laporan kehilangan dari Radio
    • Riksa surat keterangan dari Dealer (Ran kreditan)
    • Mengajukan Penerbitan STNK
    • Mengajukan Surat keterangan Blokir
8. Tugas Pokok Unit BPKB
  • Baur BPKB
    • Menyusun Renbut PBKB sesuai perkiraan kebutuhan
    • Meneliti administrasi Permohonan BPKB
    • Menerbitkan BPKB sesuai permohonan
    • Menyusun Laporan penggunaan BPKB
    • Menyusun Laporan Administrasi Keuangan BPKB
    • Melayani BPKB dari Mutasi masuk dan keluar
    • Menyelenggarakan pelayanan BPKB Duplikat
    • Menyerahkan BPKB ke pemohon
  • Petugas cetak BPKB
    • Meneliti Kelengkapan administrasi
    • Memeriksa keabsahan Resi setoran PKB
    • Entry Data
    • Menyusun Arsip dan menyerahkan ke Arsdok
    • Menyerahkan BPKB ke bagian Registrasi
    • Memelihara Computer BPKB agar tetap dapat operasonal dengan baik.
  • Petugas Registrasi BPKB
    • Meneliti jumlah BPKB yang diserahkan
    • Mencatat dalam buku Register
    • Menyusun BPKB
    • Menyerahkan BPKB ke Kapolres untuk tanda tangan
    • Stempel BPKB
9. Tugas Pokok Kanit Laka
  • Memimpin, membina, mengawasi dan mengendalikan seluruh angota Unit Laka Lantas.
  • Menyelenggarakan administrasi penyidikan Laka lantas.
  • Mengatur tatalaksana penyimpanan barang bukti ranmor yang berasal dari kasus laka lantas.
  • Menyelengarakan kegiatan ulahjianta/informasi tentang kasus laka lantas.
  • Mengawasi penyidik pembantu dalam proses penyidikan kasus laka lantas.
  • Membuat anev laka lantas secara periodik sebagai bahan pulahjianta bidang Laka lantas.
  • Inpentarisir tunggakan kasus serta kendala dan langkah-langkah yang aklan diambil dalam penyelesaian tunggakan kasus.
  • Koordinasi dengan Instansi terkait (Kejaksaan dan Pengadilan) dalam terlaksananya Proses peradilan kasus Laka Lantas.
10. Penyidik Pembantu
  • Menerima Laporan kasus Laka Lantas
  • Melakukan TPTKP Laka Lantas
  • Dokumentasi / Foto
  • Minta Visum
  • Mengamankan Barbuk Laka
  • Label Barbuk Laka
  • Penyidikan kasus Laka
  • Kirim berkas perkara
  • Pernaiki berkas (apabila P18)
  • Kirim tersangka
  • Kirim Barbuk
  • Kirim ucapan duka
  • Gelar Perkara
11. Bamin Laka
  • Register Laporan Polisi
  • Korespondensi tentang Laka lantas
  • Masukan ke buku kejadian
  • Susun dokumentasi / Foto Laka
  • Minta Visum
  • Menjaga keutuhan Barbuk Laka
  • Label Barbuk Laka.
  • Kirim ucapan duka
  • Siapkan data untuk Gelar Perkara
12. Tugas Pokok Kanit patroli
  • Memimpin, membina, mengawasi dan mengendalikan seluruh angota Unit Patroli.
  • Membuat jadwal pelaksana patroli dan mengawasi pelaksanaannya.
  • Melaksanakan pengawalan lalu lintas
  • Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan penjagaan dan pengaturan lalu lintas.
  • Mengevaluasi pelaksanaan turjawali lantas sebagai bahan Pulahjianta Bidang Turjawali Lantas.
13. Baur Tilang
  • Menyusun Renbut Tilang sesuai perkiraan kebutuhan
  • Mengawasi pengunaan Blangko Tilang oleh anggota
  • Menyusun Laporan penerimaan dan penggunaan Blangko Tilang
  • Menyusun Laporan Administrasi Keuangan Tilang
  • Melayani pengambilan Barbuk Tilang
  • Mengirim Berkas Tilang ke PN
14. Bintara Barbuk Tilang
  • Distribusi Tilang
  • Menigisi Buku register tilang
  • Rekap penerimaan tilang / setoran dari anggota
  • Menyusun Laporan harian penerimaan tilang
  • Rekap tilang sesuai tanggal sidang
  • Register / Data Barbuk Ranmor dari Tilang
  • Label Barbuk Ranmor
  • Melayani pengambilan Barbuk tilang
  • Mengetik berkas tilang untuk di kirim ke PN
15. Anggota unit Gatur
  • Melakukan Gatur Lantas pada Pos Tetap
  • Melakukan Gatur Lantas pada Pos Insidentil
  • Melakukan penertiban pasar tumpah
  • Melakukan Gatur lantas pada lokasi rawan Macet sesuai kebutuhan (kunjungan tamu negara, karnaval, kegiatan instansi dan masyarakat dll)
  • Melayani permintaan, laporan, pengaduan masyarakat pada sat Gatur Lantas.
  • Melakukan TPTKP Laka lantas, sebelum ditindak lanjut Unit Laka Lantas.
  • Melakukan tindakan kepolisian sesuai situasi yang ada dan berkembang saat itu.
16. Anggota Pengawalan
  • Melakukan pengawalan :
    • VVIP
    • VIP
    • Barang berbahaya
    • Barang milik Negara
    • Pengawalan lain sesuai permintaan masyarakat
  • Melakukan Gatur Lantas pada Pos Tetap
  • Melakukan Gatur Lantas pada Pos Insidentil
  • Melakukan penertiban pasar tumpah
  • Melakukan Gatur lantas pada lokasi rawan Macet sesuai kebutuhan (kunjungan tamu negara, karnaval, kegiatan instansi dan masyarakat dll)
  • Melayani permintaan, laporan, pengaduan masyarakat pada sat Gatur Lantas.
  • Melakukan TPTKP Laka lantas, sebelum ditindak lanjuti Unit Laka Lantas.
  • Melakukan tindakan kepolisian sesuai situasi yang ada dan berkembang saat itu.
17. Tugas Pokok Kanit Dikyasa.
  • Memimpin, membina, mengawasi dan mengendalikan seluruh angota Unit Dikyasa.
  • Membuat jadwal pelaksana Dikmas Lantas dan mengawasi pelaksanaannya
  • Melaksanakan Rekayasa Lantas
  • Mengevaluasi pelaksanaan Dikmas dan Rekayasa lanats sebagai bahan Pulahjianta Bidang Dikyasa.
  • Koordinasi dengan Instansi terkait (Dishub, PU dan Dinas Pendidikan) dalam terlaksananya Program Dikyasa.
18. Anggota Unit Dikmas
  • Melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat baik yang terorganisir maupun tidak terorganisir.
  • Membuat himbaun / pesan kamtibmas di media massa.
  • Membuat himbauan / pesan kamtibmas di Radio
  • Koordinasi dengan Instansi terkait (Disdik dan Pemda) dalam terlaksananya Program Dikmas Lantas.
  • Pembentukan PKS
  • Pembentukan Prasbhara
  • Pembinaan Club Atomotif
  • Pembinaan PKJR
19. Anggota Unit Rekayasa
  • Melakukan servey, penelitian, pengamatan situasi Lalu lintas sebagai bahan untuk pertimbangan melakukan Rekayasa Lantas.
  • Membuat surat permohonan untuk melakukan Rekayasa Lantas kepada instansi terkait pengemban fungsi Lalu lintas.
  • Melaksanakan Rekayasa Lantas mandiri
  • Melaksanakan Rekayasa Lantas terpadu dengan Instansi terkait
  • Koordinasi dengan Instansi terkait (Dishub dan PU ) dalam terlaksananya Program Rekayasa Lantas.
20. Anggota Motor Pintar
  • Menyusun dan memberi nomor buku-bukuyang ada di Motor Pintar.
  • Membuat Jadwal pelaksanaan motor Pintar.
  • Melaksanakan jadwal kegiatan Motor Pintar
  • Memeliharan kebersihan buku-buku yang ada di motor pintar
  • Koordinasi dengan Instansi terkait (perpustaan nasional), tentang Operasional motor pintar dan mobil pintar.
  • Merawat sepeda motor, agar selalu siap bila sewaktu-waktu digunakan.

Kamis, 19 September 2013

MAKNA LOGO TRIBRATA

LOGO TRIBRATA
 
1. Perisai bermakna pelindung rakyat dan negara.
2. Tiang dan nyala obor bermakna penegasan tugas Polri, di samping memberi sesuluh atau penerangan juga bermakna penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar akan perlunya kondisi keamanan ketertiban masyarakat yang mantap.
3. Pancoran obor yang berjumlah 17 dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang dan 5 penyangga bermakna 17 Agustus 1945 hari Proklamasi Kemerdekaan yang berarti Polri berperan langsung pada proses kemerdekaan dan sekaligus pernyataan bahwa Polri tak pernah lepas dari perjuangan bangsa dan negara.
4. Tangkai padi dan kapas menggambarkan cita-cita bangsa menuju kehidupan adil dan makmur, sedangkan 29 daun kapas dengan 9 putik dan 45 butir padi merupakan suatu pernyataan tanggal pelantikan Kapolri pertama 29 September 1945 yang dijabat oleh Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo.
5. Tiga bintang di atas logo bermakna Tri Brata adalah pedoman hidup Polri.
6. Warna hitam dan kuning adalah warna legendaris Polri.
7. Warna kuning keemasan perlambang kebesaran dan keagungan hati nurani segenap personil Polri.
8. Warna hitam adalah lambang keabadian dan sikap tenang mantap yang bermakna harapan agar Polri selalu tidak goyah dalam situasi dan kondisi apapun, tenang, memiliki stabilitas nasional yang tinggi dan prima agar dapat selalu berpikir jernih,bersih, dan tepat dalam mengambil keputusan.

PENGENALAN RAMBU LALU LINTAS

Masih banyak di kalangan Pengguna kendaraan kurang memahami arti dari tanda Rambu Lalu Lintas, disini kami memberikan gambar dan arti dari Rambu-rambu Lalu Lintas.
“MARI KITA BELAJAR MENGENAL RAMBU LALU LINTAS”
1. Rambu peringatan : rambu ini berisi peringatan bagi para pengguna jalan bahwa didepaba ada sesuatu yang berbahaya
Rambu ini di desain dengan latar kuning dan gambar atau tulisan berwarna hitam
rambu peringatan
2. Rambu larangan : berisi larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh pengguna jalan
Rambu ini di desain dengan latar puitih dan warna gambar atau tulisan merah dan hitam
rambu larangan
3. Rambu perintah : adalah perintah yang harus dilakukan oleh pengguna jalan
Rambu perintah didesain dengan bentuk bundar berwarna biru dengan gambar putih dan merah
rambu perintah
4. Rambu petunjuk : menunjukkan sesuatu
rambu petunjuk
5. Rambu tambahan : memberikan keterangan tambahan
rambu tambahan
6. Rambu no rute jalan
rambu rute
mari kita mengenal rambu-rambu lalu lintas agar untuk ketrtiban kita menggunakan kendaraan
di postkan Oleh : BRIPTU ARDY CS

Rabu, 14 Agustus 2013

Sejarah Monas


Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta, Presiden Soekarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di Paris. Saat itu Soekarno ingin membangun sebuah monumen di lapangan tepat depan Istana Merdeka. 

Pembangunan monumen bertujuan mengenang perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945. Dengan adanya monumen itu, Soekarno berharap bisa terus membangkitkan semangat patriotisme generasi yang akan datang.

Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Saat itu terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. 

Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Presiden Soekarno. Tapi saat itu Bung Karno kurang sreg dengan rancangan Silaban. Soekarnoberharap monumen itu berbentuk lingga dan yoni.

Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban lalu menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. 

Soekarno yang tidak suka menunggu lalu meminta arsitek RM Soedarsono untuk melanjutkan rancangan Silaban. Lalu Soekarno mengeluarkan keputusan Presiden RI Nomor 214 Tahun 1959 tanggal 30 Agustus 1959 tentang Pembentukan Panitia Monumen Nasional yang diketuai oleh Kolonel Umar Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta Raya. 

Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu. Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan RM Soedarsono, dan mulai dibangun pada 17 Agustus 1961.

Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir Rooseno. Pada tanggal 12 Juli 1975, Monas resmi dibuka untuk umum.

Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi oleh marmer.

Sebuah elevator (lift) juga dibangun pada pintu sisi selatan untuk membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. 

Pelataran puncak Monas dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bahkan bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.

Di puncak Monas terdapat cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. 

Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram, akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas. 

Puncak tugu berupa 'Api Nan Tak Kunjung Padam' yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. 

Namun puncak Monas itu bukan sekadar berbentuk lidah api biasa. Konon lidah api di puncak Monas tersebut menggambarkan sesosok perempuan yang sedang duduk bersimpuh dengan gerai rambutnya yang panjang. Rambut atasnya disimpul seperti sanggul kecil. Duduk menghadap langsung ke Istana Negara.

Namun sosok wanita di lidah api Monas tersebut hanya bisa dilihat dari sisi sebelah kiri Monas atau di Jalan Medan Merdeka Barat sebelah utara, dekat dengan Istana Presiden. Patung sesosok perempuan itu sengaja dibuat dengan sebaik-baiknya agar orang yang melihatnya tidak mengetahuinya secara langsung. 

Banyak yang menganggap bahwa sosok wanita dalam lidah api monas adalah salah satu ideSoekarno. Sosok wanita dalam lidah api Monas itu sering dipandangi Soekarno dari Istana Merdeka.

Hingga kini sosok wanita di puncak Monas itu pun masih misterius. Siapa sebenarnya wanita yang diukir dalam puncak Monas itu?


Sumber  : http://www.facebook.com/index.php?stype=lo&lh=Ac_zBa7d5qaNxId3

Asal Usul Sejarah Masjid Istiqlal Jakarta

Masjid Istiqlal merupakan Masjid yang terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini merupakan suatu kebanggaan bagi Bangsa Indonesia, sebagai manifestasi ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas curahan karunia-Nya, bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam dapat berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan terbentuknya Negara RI. Oleh karena itulah masjid ini dinamakan ISTIQLAL artinya MERDEKA. 

Setelah penyerahan kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia tahun 1949, maka tercetuslah ide pembangunan Masjid Istiqlal di Jakarta oleh Bapak KH. Wahid Hasyim (Menteri Agama tahun 1950) dan Bapak Anwar Cokroaminoto, yang selanjutnya ditunjuk sebagai Ketua Yayasan Masjid Istiqlal. 

Pada tahun 1953 dibentuklah panitia pertama pembangunan Masjid Istiqlal, yang diketuai oleh Bapak Anwar Cokroaminoto. Beliau menyampaikan ide pembangunan Masjid Istiqlal kepada Presiden RI DR. Ir. Soekarno dan ternyata mendapat sambutan hangat, bahkan Presiden akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid Istiqlal.

Pada tahun 1954, DR. Ir. Soekarno oleh Panitia diangat sebagai Kepala Bagian Teknik Pembangunan Masjid Istiqlal, dan sejak itulah beliau aktif dalam kegiatan-kegiatan Masjid Istiqlal antara lain sebagai Ketua Dewan Juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal. 

Pada tahun 1955, diadakan sayembara membuat gambar dan maket pembangunan Masjid Istiqlal, yang diikuti oleh 30 peserta. Dari jumlah tersebut, ada 27 orang yang menyerahkan gambar, kemudian setelah diadakan seleksi secara seksama, hanya 22 peserta yang memenuhi persyaratan lomba. Setelah itu Dewan Juri dan para anggota mengadakan evaluasi, ternyata yang keluar sebagai pemenang ada 5 (lima) peserta yaitu: 

1. F. Silaban dengan sandi “Ketuhanan”
2. R. Oetoyo dengan sandi “Istighfar”
3. Hans Groenewegen dengan sandi “Salam”
4. Lima orang Mahasiswa ITB dengan sandi “Ilham”
5. Tiga orang Mahasiswa ITB dengan sandi “Khatulistiwa” 

Dari kelima pemenang tersebut, yang disepakati Dewan Juri dan para anggota adalah sandi Ketuhanan dengan arsitek F. Silaban sebagai pemenang. 

Pada tahun 1961, diadakan penanaman tiang pancang pertama pembangunan Masjid Istiqlal. Tujuh belas tahun kemudian bangunan Masjid Istiqlal selesai dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 22 Februari 1978. Biaya pembanginan Masjid ini dengan dana APBN sebesar Rp 7.000.000.000,00 (Tujur Milyar Rupiah) dan USD 12.000.000 (Dua Belas Juta Dollar Amerika Serikat).


Sumberhttp://asal-usul07.blogspot.com/2012/01/asal-usul-sejarah-masjid-istiqlal.html

Asal Usul Sejarah Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang
yang letaknya sebelah selatan + 15 km sebelah selatan kota Magelang dataran kedu yang berbukit hampir seluruhnya di kelilingi pegunungan, pegunungan yang mengelilingi Candi Borobudur di antaranya di sebelah timur terdapat Gunung Merbabu dan Gunung Merapi Barat, Laut Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Dalam etnis Tionghoa, candi ini disebut juga 婆羅浮屠 (Hanyu Pinyin: pó luó fú tú) dalam bahasa Mandarin.

ASAL USUL SEJARAH SINGKAT CANDI BOROBUDUR
WAKTU DIDIRIKAN
Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti
namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga )
menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9
dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.

Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah jawa tengah pada khususnya
periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra
kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi yang di lereng – lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran adalah khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu 

Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk menjunjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana. 

Tahap Pembangunan Borobudur
* Tahap pertama
Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.
* Tahap kedua
Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.
* Tahap ketiga
Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.
* Tahap keempat
Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.

PENEMUAN KEMBALI
Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggi antara dataran rendah di sekelilingnya.

Tidak akan pernah masuk akal mereka melihat karya seni terbesar yang merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila di katakan Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan

Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan pada proses kehancuran.
Kira – kira hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika pekerja menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu di bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA,
sekitar tahun 800 – an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser ke timur

Demikian karena terbengkalai tak terurus maka lama – lama di sana – sini tumbuh macam – macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya.
Pada kira – kira abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan.

Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur muncul dari kegelapan masa silam.
Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M –1816 M.

Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman,
karena begitu tertariknya terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut,
puing –puing yang masih menutupi candi di singkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong dari bangunan candi di singkirkan semua sehingga candi lebih baik di bandingkan sebelumnya. 
Foto Pertama Candi Borobudur dari tahun 1873, bendera Belanda nampak pada stupa utama candi

PENYELAMATAN 1
Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur
mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya.
Pemugaran Candi Borobudur yang pertama kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah pimpinan Tuan Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur
Teras tertinggi setelah restorasi Van Erp

walaupun banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutama tingkat tiga dari bawah sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun bangunannya sendiri namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat di selamatkan dari kerusakan yang lebih besar.

Mengenai gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa silam,
namun juga perlu di sadari bahwa tahun – tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak – semak secara tidak langsung telah menutupi dan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi Borobudur,
Van Erp berpendapat miring dan meleseknya dinding – dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu,
Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tuan Van erf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih parah

PEMUGARAN CANDI BOROBUDUR
Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973
prasati dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur
karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM
bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA )

Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu yang sudah retak dan pecah,
pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur,
sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh kontraktor
( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE ).

Bagian – bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.

Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur
penulisan dalam prasasti tersebut di tanda tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur. 

Ikhtisar Waktu Proses Pemugaran Candi borobudur
* 1814 - Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur.
Raffles memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
* 1873 - monografi pertama tentang candi diterbitkan.
* 1900 - pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur.
* 1907 - Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911.
* 1926 - Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II.
* 1956 - Pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO.
Prof. Dr. C. Coremans datang ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur.
* 1963 - Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.
* 1968 - Pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur.
* 1971 - Pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.
* 1972 - International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya.
Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran 7.750 juta dolar Amerika Serikat.
Sisanya ditanggung Indonesia.
* 10 Agustus 1973 - Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai pada tahun 1984
* 21 Januari 1985 - terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada Candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali.
Serangan dilakukan oleh kelompok Islam ekstremis yang dipimpin oleh Husein Ali Al Habsyi.
* 1991 - Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.
BAtu Peringatan Pemugaran candi Borobudur dengan bantuan UNESCO

ASAL USUL NAMA BOROBUDUR
Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini.
Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.
Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya.

Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur.
Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur".
Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas".
Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan.
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M.

Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani.
Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut  Bhūmisambhāra.
Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur,
kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra.
Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.

BANGUNAN CANDI BOROBUDUR
URAIAN BANGUNAN CANDI BOROBUDUR
Candi Borobudur di bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 M3
bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang berundak – undak dengan tangga naik pada ke – 4 sisinya ( Utara, selatan, Timur Dan Barat )
pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja.

Lebar bangunan Candi Borobudur 123 M
Panjang bangunan Candi Borobudur 123 M
Pada sudut yang membelok 113 M
Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M

Pada kaki yang asli di di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya.

Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. 
Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa.

Sepuluh pelataran yang dimiliki Borobudur menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. 
Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". 
Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. 
Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. 
Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.

Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. 
Lantainya berbentuk persegi. 
Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. 
Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. 
Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. 
Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). 
Denah lantai berbentuk lingkaran. 
Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. 
Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. 
Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.

Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. 
Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. 
Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga unfinished Buddha, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha, padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. 
menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. 
Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.

Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. 
Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. 
Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. 
Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. 
Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.

Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala.

Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.

PATUNG
Di dalam bangunan Budha terdapat patung – patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat pada relung – relung : 432 Buah
Sedangkan pada teras – teras I, II, III berjumlah : 72 Buah
Jumlah : 504 Buah

Agar lebih jelas susunan – susunan patung Budha pada Budha sebagai berikut:
1. Langkah I Teradapat : 104 Patung Budha
2. Langkah II Terdapat : 104 Patung Budha
3. Langkah III Terdapat : 88 Patung Budha
4. Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha
5. Langkah V Terdapat : 64 Patung Budha
6. Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha
7. Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha
8. Teras Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha
Jumlah : 504 Patung Budha

Sekilas patung Budha itu tampak serupa semuanya namun sesunguhnya ada juga perbedaannya perbedaan yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu sama lainya adalah dalam sikap tangannya yang di sebut Mudra dan merupakan ciri khas untuk setiap patung
sikap tangan patung Budha di Candi Borobudur ada 6 macam hanya saja karena macam oleh karena macam mudra yang di miliki menghadap semua arah (Timur Selatan Barat dan Utara) pada bagian rupadhatu langkah V maupun pada bagian arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama maka jumlah mudra yang pokok ada 5
kelima mudra itu adalah Bhumispara – Mudra Wara – Mudra, Dhayana – Mudra, Abhaya – Mudra, Dharma Cakra – Mudra.

PATUNG SINGA
Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang karena berbagai sebab satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun.

STUPA
- Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari stupa – stupa lainya dan terletak di tengah – tengah paling atas yang merupakan mhkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudur,
garis tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang tertinggi di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan juga trletak di garis Harmika.
- Stupa Berlubang / Terawang
Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa yang terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat patung Budha.
Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya 72 Buah, stupa – stupa tersebut berada pada tingkat Arupadhatu
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa
- Stupa kecil
Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainya hanya saja perbedaannya yang menojol adalah ukurannya yang lebih kecil dari stupa yang lainya, seolah – olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur keberadaanstupa ini menempati relung – relung pada langkah ke II saampai langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.

RELIEF
Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. 
Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. 
Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka.

Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. 
Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar.

Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut :
KARMAWIBHANGGA
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, 
relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. 
Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), 
tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. 
Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, 
tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. 
Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan

LALITAWISTARA
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) 
yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. 
Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. 
Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. 
Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. 
Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

JATAKA DAN AWADANA
Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. 
Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. 
Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.

Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. 
Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. 
Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

GANDAWYUHA
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. 
Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.

ARCA BUDDHA
Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi lotus serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu.

Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. 
Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. 
Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung , baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. 
Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu.
Pada bagian Arupadhatu (tiga pelataran melingkar), arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang (berlubang). 
Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa.

Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang (sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri).

Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. 
Terdapat lima golongan mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. 

Keempat pagar langkan memiliki empat mudra: Utara, Timur, Selatan, dan Barat, 
dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. 
Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra: Tengah atau Pusat. 
Masing-masing mudra melambangkan lima Dhyani Buddha; 
masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri

Sedikit Foto - Foto dari Candi Borobudur