Rabu, 08 Juni 2011

MENELADANI AKHLAK RASULULLAH SAW DALAM ISLAM


Ciri utama Rasulullah saw yang paling menonjol adalah akhlak beliau yang sangat mulia. Kemuliaan akhlak beliau diakui bukan hanya oleh kawan, tapi juga oleh lawan. Tak terhitung berapa banyak tokoh-tokoh kafir yang semula memusuhi beliau, berbalik menjadi pendukungnya yang paling tangguh.

Bahkan kemuliaan akhlak beliau itulah, bukan pedang sebagaimana yang dikatakan oleh musuh-musuh Islam, menjadi rahasia besar di balik keberhasilan dakwah Islam. Allah Tuhan semesta alam memuji beliau dengan firman-Nya, “ Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung.” ( QS.Al-Qalam (68):4 ) Pujian siapakah yang lebih besar dan lebih jujur daripada pujian Allah, SWT?

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari dirimu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan kebaikan untukmu, pemaaf dan penyayang kepada orang-orang mukmin.” ( QS.Al-Taubah (9):128 )
Surat al-Taubah ayat 9 ini berbicara tentang beberapa sifat Nabi yang patut diteladani oleh setiap umatnya. Sifat yang pertama, beliau ikut menderita bersama penderitaan umat, berat terasa olehnya penderitaanmu. Terhadap umatnya, Rasulullah ibarat seorang ibu yang sedang mengasuh anak-anaknya. Hati beliau akan sangat sedih sekali melihat umatnya menderita, sakit atau tertimpa musibah. Beliau bahkan lebih menderita daripada seorang ibu yang melihat anaknya menderita penyakit.

Sikap empati ini juga beliau anjurkan kepda setiap umatnya. Beliau bersabda, “Barangsiap yang tidak bersedih dengan musibah yang menimpa kaum muslimin, maka ia bukan bagian dari mereka.” Beliau juga bersabda, “sesama muslim harus seperti sebuah tubuh, jika satu anggota menderita sakit, seluruh badan ikut merasakannya.”

Sifat yang kedua, sangat mengharap kebaikan sebanyak-banyaknya untuk umat muslim, sangat menginginkan kebaikan untukmu. Artinya, Rasulullah ikut bergembira dengan kegembiraan yang dirasakan oleh salah seorang umatnya. Tak ada rasa iri ataupun keinginan agar nikmat yang dimiliki seseorang hilang dari dirinya. Meski terdengar cukup sederhana, sifat ini hanya bisa terdapat pada diri orang yang hatinya bersih dari dengki, iri dan sifat-sifat tercela lainnya. Jika para pemimpin rakyat memiliki sifat ini, tentu rakyat akan hidup dalam kemakmuran.

Sifat berikutnya adalah sangat pemaaf dan penuh kasih sayang kepada orang-orang yang beriman. Dalam ayat yang lain, Allah mengilustrasikan masayarakat muslim di masa Nabi dengan ucapan, “sangat tegas kepada orang-orang kafir, saling kasih sayang sesama mereka.” Dan Rasulullah adalah orang pertama yang mencontohkan hal itu kepada mereka. Sebagai umatnya, kita diharuskan untuk meneladani sifat-sifat dan akhlak mulia ini semaksimal mungkin. Rasulullah saw pernah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat dengan aku pada hari akhir kelak adalah yang termulia akhlaknya. Subhanallah

*Lubna Amir, MA (Kasi Seni Keagamaan DITPENAIS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar