Bila Anda sedang menyasar kadar kolesterol untuk diturunkan, bergantung pada obat penurun kolesterol saja tanpa pengaturan pola makan dan olahraga adalah tindakan sia-sia. Program penurunan kolesterol harus dilakukan secara multidisiplin.
Menurut dr.P.Tedjasukmana, Sp.JP, ahli penyakit jantung dan pembuluh darah, perubahan gaya hidup merupakan lini pertama dalam program penurunan kolesterol jahat. Gaya hidup ini meliputi menghindari makanan tinggi kalori dan sumber kolesterol dan menggantinya dengan makanan sehat dan sumber serat.
Gaya hidup lain yang harus dimodifikasi adalah berolahraga. Bagi Anda yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti kegemukan, diabetes, merokok, kolesterol tinggi, serta memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, olahraga sangat disarankan.
Menurut dr.Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO, penelitian menunjukkan olahraga akan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) 3-6 persen dan menurunkan kolesterol jahat (LDL) sampai 10 persen. Selain itu kadar trigliserida juga akan ikut turun. "Tentu saja efek ini tidak bisa didapat dari olahraga saja tapi harus diperkuat dengan diet. Pendekatannya harus multidisiplin," kata dr.Wishnu di sela acara media edukasi mengenai kolesterol jahat yang diadakan oleh Pfizer di Jakarta (1/7).
Ia menjelaskan, olahraga meningkatkan ukuran dan jumlah protein pengangkut kolesterol di darah. Lipoprotein berukuran besar tidak bisa ditimbun dalam darah.
Selain itu, orang yang menderita hiperkolesterol adalah orang yang obesitas sehingga penurunan berat badan karena olahraga akan ikut menurunkan kolesterol juga. "Ini adalah efek jangka panjangnya," katanya.
Menurut dr.Wishnu, pada dasarnya tidak ada olahraga yang spesifik menurunkan kolesterol. "Semua olahraga bisa, terutama yang bersifat aerobik dan melibatkan otot-otot besar, seperti berlari, jalan cepat, bersepeda, renang, atau senam," paparnya.
Yang harus dilakukan agar efek penurunan kolesterol itu dirasakan adalah melakukan olahraga secara rutin. "Lakukan 5 kali dalam seminggu. Dimulai dengan 3 kali per minggu lalu meningkat secara bertahap," imbuhnya.
Menurut dr.P.Tedjasukmana, Sp.JP, ahli penyakit jantung dan pembuluh darah, perubahan gaya hidup merupakan lini pertama dalam program penurunan kolesterol jahat. Gaya hidup ini meliputi menghindari makanan tinggi kalori dan sumber kolesterol dan menggantinya dengan makanan sehat dan sumber serat.
Gaya hidup lain yang harus dimodifikasi adalah berolahraga. Bagi Anda yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti kegemukan, diabetes, merokok, kolesterol tinggi, serta memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, olahraga sangat disarankan.
Menurut dr.Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO, penelitian menunjukkan olahraga akan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) 3-6 persen dan menurunkan kolesterol jahat (LDL) sampai 10 persen. Selain itu kadar trigliserida juga akan ikut turun. "Tentu saja efek ini tidak bisa didapat dari olahraga saja tapi harus diperkuat dengan diet. Pendekatannya harus multidisiplin," kata dr.Wishnu di sela acara media edukasi mengenai kolesterol jahat yang diadakan oleh Pfizer di Jakarta (1/7).
Ia menjelaskan, olahraga meningkatkan ukuran dan jumlah protein pengangkut kolesterol di darah. Lipoprotein berukuran besar tidak bisa ditimbun dalam darah.
Selain itu, orang yang menderita hiperkolesterol adalah orang yang obesitas sehingga penurunan berat badan karena olahraga akan ikut menurunkan kolesterol juga. "Ini adalah efek jangka panjangnya," katanya.
Menurut dr.Wishnu, pada dasarnya tidak ada olahraga yang spesifik menurunkan kolesterol. "Semua olahraga bisa, terutama yang bersifat aerobik dan melibatkan otot-otot besar, seperti berlari, jalan cepat, bersepeda, renang, atau senam," paparnya.
Yang harus dilakukan agar efek penurunan kolesterol itu dirasakan adalah melakukan olahraga secara rutin. "Lakukan 5 kali dalam seminggu. Dimulai dengan 3 kali per minggu lalu meningkat secara bertahap," imbuhnya.
Perbaikan profil lemak darah membutuhkan waktu beberapa minggu atau bulan, dipengaruhi oleh kadar lipid dan keluaran kalori mingguan. "Olahraganya harus rutin paling tidak selama 12 minggu, tidak bisa instan," pungkasnya
Sumber: Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar