Rabu, 31 Oktober 2012

Malaikat-Malaikat Allah

Telah diceritakan yang lalu tentang Materi Penciptaannya, Waktu Penciptaan, Wujudnya, Jumlah, dan Sifat-Sifatnya. Pada artikel kali ini, akan dicoba untuk lebih mengenal "Malaikat" Para Tentara Allah SWT lebih jauh lagi.


Nama Dan Tugas Malaikat

Masing-masing malaikat memiliki nama dan tugasnya sendiri-sendiri, namun kita tidak mengetahui nama-nama tersebut kecuali sedikit saja. Berikut adalah nama-namanya :


1. Malaikat Jibril

Pemimpin para malaikat ini, bertugas menyampaikan wahyu Allah dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul. Di dalam Al Qur'an, Jibril memiliki beberapa julukan, seperti : Ruh Al Amin, Ruh Al Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin, dan lainnya.


“Katakanlah : "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”
(QS. Al Baqarah : 97-98)


Bentuk fisik Ruhul'Qudus, tertera dalam uraian mengenai kisah Rasullah Muhammad SAW, kala beliau mendapat wahyu ke-2 kalinya, dan Rasul meminta untuk melihat wujud asli sang utusan Allah dari langit, karena berkali-kali sang utusan (Ruhul'Qudus) datang dalam wujud manusia.

Ruhul'Qudus; Tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara masyrik dan maghrib, (barat-timur) sayap dan busana kebesarannya putih laksana mutiara yang larut, dengan rupa yang begitu elok dan rupawan, dan dengan kekuatan yang dahsyat penuh mukjizat.

Malikat Jibril adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa As (lihat di artikel Isa) kepada ibunya Siti Maryam dan juga malaikat yang menyampaikan Al Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam kisah suci perjalanan Isra' Mi'raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;

Beliau berkata : "Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh".

Maha Suci Allah, ternyata Malaikat Mulia Jibril As pun tidak sampai kepada Allah SWT.


2. Malaikat Mikail

Malaikat ini bertugas untuk membagi rezeki kepada seluruh makhluk. Ia yang mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki kepada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lain-lain di muka bumi ini.

Malaikat Mikail adalah salah satu di antara Pembesar Malaikat yang empat, setelah Jibril. Ia diciptakan Allah setelah malaikat Israfil dengan selisih kira-kira lima ratus tahun.

Menurut salah satu sumber, dalam tradisi Islam, Mikail dikatakan memakai jubah berwarna hijau jamrud, memenuhi bentangan langit. Tiap helai rambutnya berisi ribuan wajah yang mengagungkan nama Allah. Menurut sumber lain dikatakan, sejak neraka diciptakan Allah, Mikail tidak pernah lagi bisa tertawa.

Dari kepala malaikat Mikail hingga kedua telapak kakinya berbulu Za'faron. Jika seluruh air di lautan dan sungai di muka bumi ini disiramkan di atas kepalanya, niscaya tidak setitik pun akan jatuh melimpah. Di atas setiap bulu-bulunya, terdapat sebanyak satu juta muka.

Setiap muka malaikat Mikail ini pula mempunyai satu juta mulut. Dan setiap mulut mempunyai satu juta lidah, manakala setiap lidah-lidahnya boleh berbicara satu juta bahasa atau lisan. Setiap satu juta lisan tersebut adalah membaca istighfar pada Allah bagi orang-orang mukmin yang berdosa.

Setiap satu juta muka atau wajahnya mempunyai satu juta mata. Tiap-tiap matanya sentiasa menangis, karena memohon rahmat bagi orang-orang mukmin yang berdosa. Tiap-tiap matanya yang menangis itu mengeluarkan tujuh ribu titisan air mata. Dan setiap titisan air mata itu Allah ciptakan satu malaikat Karubiyyuun yang serupa dengan kejadian malaikat Mikail. Setiap malaikat-malaikat ini ditugaskan untuk bertasbih pada Allah sehingga hari kiamat.

Imam Ahmad dengan sanadnya, dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah Mi'raj ke langit, Rasul ada bertanya pada malaikat Jibril : "Mengapa aku tidak pernah nampak malaikat Mikail tertawa?" Malaikat Jibril menjawab : "Malaikat Mikail tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan."


3. Malaikat Israfil

Adalah malaikat yang akan meniup sangkakala di hari kiamat, walaupun namanya tidak disebutkan di dalam Al Qur'an. Ia sebagai salah satu dari empat malaikat utama, bersama dengan Mikail, Jibril, dan Izrail.

Beberapa sumber mengindikasikan, bahwa pada permulaan waktu Israfil memiliki empat sayap, sangat tinggi sehingga bisa meraih tiang-tiang surga. Malaikat yang rupawan ini merupakan penguasa musik. Israfil selalu bertasbih kepada Allah ke dalam ribuan bahasa yang berbeda. Dari bawah kaki hingga ke kepalanya ada beberapa rambut, beberapa mulut, dan beberapa lidah yang tertutup hijab.

Walaupun nama "Israfil" tidak pernah di muncul dalam Al Qur'an, sebutan/julukan dibuat untuk malaikat yang membawa terompet suci ini, untuk mengidentifikasikan sosok ini :

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”
(QS. Az-Zumar : 68) 



Israfil selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad, menunggu perintah dari Tuhan untuk meniupnya pada hari kiamat. Pada hari itu, ia akan turun ke bumi dan berdiri di batu/bukit suci di Jerusalem.

Tiupan pertama akan menghancurkan dunia beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para malaikat, dan tiupan ketiga akan membangkitkan orang-orang yang telah mati serta mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.

Dalam tradisi Islam, ia dikatakan telah di kirim oleh Tuhan bersama malaikat utama yang lain, untuk mengumpulkan tanah dari empat penjuru dunia, dan hanya Izrail saja yang berhasil dalam misi tersebut. Dengan tanah itulah Adam diciptakan.


4. Munkar dan Nakir

Adalah dua malaikat yang menanyakan atau menguji keyakinan dari orang yang telah mati di alam barzakh.

Menurut ajaran Islam, setelah kematian dari setiap jiwa akan menuju barzakh atau alam kubur, dimana si mayat akan bisa kembali bangkit dan berbicara, ketika ditanya oleh kedua malaikat Munkar dan Nakir, walaupun tubuhnya telah hancur.

Pertanyaan akan dimulai ketika proses penguburan telah selesai dan 70 langkah orang terakhir dari tempat dikuburnya mayat. Munkar dan Nakir akan menanyakan beberapa hal berikut : "Siapakah Tuhanmu?", "Siapa Nabi mu?", "Apa agama mu?", jawaban bagi pertanyaan tersebut adalah Tuhan mereka adalah Allah, nabinya Muhammad SAW, dan agamanya adalah Islam.

Maka si mayat akan diberikan keluasan dan diterangkan kuburnya sampai hari kebangkitan. Bagi yang tidak bisa menjawabnya, akan mendapatkan siksa sampai hari kebangkitan.


5. Raqib dan 'Atid

Adalah dua malaikat yang mencatat segala amalan kebaikan dan keburukan manusia di dunia. Malaikat Raqib yang menulis segala amalan kebaikan, sedangkan malaikat 'Atid yang bertugas untuk menulis segala amalan keburukan.

Malaikat Raqib dikaitkan bersama Malaikat 'Atid. Sebenarnya tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Al Qur'an atau hadits yang menyatakan, bahwa nama dua malaikat ini Raqib dan 'Atid, hanya Kirâman Kâtibîn saja yang disebutkan di dalam surah Qaaf, Al Infithaar, dan Az-Zukhruf.


6. Izrail 

Adalah malaikat pencabut nyawa seluruh makhluk dan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril, Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam. Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al Qur'an. Walau begitu, ia selalu disebut dengan Malak al Mawt atau Malaikat Maut yang oleh sebagian kalangan diidentikkan sebagai Izrail.

Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya, dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih.

Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala, satu dipunggung, dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya, nyawa orang kafir dengan wajah punggung, dan nyawa seluruh jin dengan wajah tapak kakinya.

Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za'faran, dan di setiap bulu ada satu juta muka, di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata, dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh, dan satu lagi di jembatan yang memisahkan Surga dan Neraka.

Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, niscaya tidak setitik pun akan jatuh melimpah.

Disebutkan, ketika Allah SWT mencipta Al-Maut (kematian) dan menyerahkan kepada malaikat Izrail, maka berkata malaikat Izrail : "Wahai Tuhanku, apakah Al-Maut itu?".

Maka Allah SWT menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh malaikat menyaksikannya. Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut itu, maka tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.

Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka : "Ya Tuhan kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini?" Kemudian Allah SWT berfirman : "Akulah yang menciptakannya dan Aku-lah yang lebih Agung dari padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu".

Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah yang telah diserahkan kepadanya. Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika tidak berdaya untuk mengambilnya, sedangkan Al-Maut lebih agung daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan, sehinggalah Al-Maut itu menetap di tangannya.

Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya pada hari kiamat kelak dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail, lalu Allah SWT menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau mengatakan"Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali sakaratul maut ini, tidak akan tega saya mencabut nyawa seorang mukmin".

Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah, hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya, seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia, sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.

Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat, yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat 'Azab. Sedangkan untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas dari Malaikat Arham.

Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam AS. Izrail juga adalah antara Malaikat yang sering turun ke bumi untuk bertemu dengan para nabi, antaranya ialah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Idris AS.

Sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih, seakan wajah mereka ibarat matahari. Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayat sejauh mata memandang.

Diriwayatkan, bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis Salam dan duduklah di samping kepala calon mayat seraya berkata: "Wahai jiwa yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah".

Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air. Malaikat maut pun mengambilnya, setelah Malaikat mengambil ruh itu, maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang sangat wangi, seperti bau parfum yang paling wangi di muka bumi ini.

Ketika telah keluar ruhnya, maka para Malaikat diantara langit dan bumi menshalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.

Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui rombongan Malaikat mereka selalu bertanya : "Ruh siapa yang wangi ini???" Para Malaikat yang membawanya menjawab : "Ini ruhnya Fulan bin Fulan", sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia.

Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di dunia, kebaikan-kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia, bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di langit dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.

Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya, hingga berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman :

"Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)."
(QS. Al Muthaffifiin : 19-20).



Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan : "Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka, bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain". Roh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.

Sesungguhnya seorang hamba yang kafir atau fajir (banyak dosa), apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para Malaikat dari langit yang sangat keras lagi berwajah hitam sambil membawa kain yang kasar dari neraka. Para malaikat itu duduk disamping calon mayit sejauh mata memandang.

Diriwayatkan, bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datang Malaikat Maut Alaihis Salam dan duduk di samping kepalanya seraya berkata : "Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju murka dan kebencian dari Allah". Roh itupun terkejut. Lalu Malaikat mencabutnya seperti mencabut alat pemanggang yang banyak cabangnya dari kain yang basah, sehingga terputuslah urat-urat dan ototnya.

Malaikat itu pun mengambil rohnya dan langsung memasukkannya ke dalam kain kasar (yang dari neraka itu). Keluar dari ruh itu bau yang sangat busuk, seperti bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi ini.

Para Malaikat lalu membawa roh itu naik, tiadalah melalui rombongan Malaikat, melainkan mereka selalu bertanya : "Roh siapa yang busuk ini?". Para Malaikat yang membawanya menjawab : "Ini rohnya Fulan bin Fulan", dengan menyebut panggilan-panggilan buruknya ketika di dunia. Malaikat yang membawanya menyebutkan keburukan-keburukanya selama di dunia. Keburukan-keburukannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia, bahkan dengan alam semesta.

Semua malaikat diantara langit dan bumi melaknatinya (mengutuknya), juga semua malaikat yang di langit. Ditutup untuknya pintu-pintu langit. Masing-masing penjaga pintu berdoa kepada Allah, agar ruh itu tidak lewat melalui pintunya.

Tatkala telah sampai di langit dunia, mereka meminta agar dibuka pintunya dan ternyata tidak dibukakan. Kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa ala alihi wa sallam membacakan :

"Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum."
(QS. Al A'raaf : 40).



Lantas Allah berfirman : "Tulislah catatan amalnya di sijjiin, di bumi yang paling bawah", Kemudian dikatakan : "Kembalikan hambaKu ke bumi karena Aku telah berjanji bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta mengeluarkan mereka darinya pula pada kali yang lain".

Lalu rohnya dilempar dari langit, sehingga terjatuh ke bumi, kemudian Rasulullah SAW membacakan ayat :

"Dan barangsiapa menyekutukan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh."
(QS. Al Hajj : 31)



Menurut kisah Kabil Akbar, Malaikat Maut tidak mengetahui kapan tiap-tiap makhluk yang akan mati. Dikatakan olehnya Allah telah menciptakan sebuah pohon (Sidrat al-Muntaha) di bawah 'Arsy, yang mana jumlah daunnya sama banyak dengan bilangan makhluk yang Allah ciptakan.

Jika satu makhluk itu telah diputuskan ajalnya, maka umurnya tinggal 40 hari dari hari yang diputuskan. Maka jatuhlah daun itu kepada Malaikat Maut, tahulah bahwa dia telah diperintahkan untuk mencabut nyawa orang yang tertulis pada daun tersebut. Sampai ada daun dari pohon yang terletak di bawah 'Arsy gugur.


Kemudian akan jatuh dua titisan dari arah 'Arsy pada daun tersebut, titisan hijau ataupun putih. Hijau menandakan bakal si mayat akan mendapat kecelakaan, sementara putih mengambarkan dia akan mendapat kebahagiaan.

Untuk mengetahui tempat makhluk mati, Allah telah menciptakan Malaikat Arham yang akan diperintahkan untuk memasuki sperma yang berada dalam rahim ibu dengan debu bumi yang akan diketahui dimana ia akan mati dan disitulah kelak ia pasti akan menemui ajalnya.

Disebutkan, bahwa suatu ketika Allah SWT memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa seorang pemuda kafir.

Setelah mencabut nyawanya dan dibawa ke langit, beliau melewati serombongan malaikat dan mereka bertanya "Ya malaikat maut, kamu diberi tugas oleh Allah untuk mencabut nyawa makhluknya, apakah kamu tidak pernah sesekali merasa kasihan saat mencabut nyawa ?".

Malaikat maut pun menjawab : "Iya sebenarnya aku pernah merasa iba, saat itu aku ditugaskan untuk mencabut nyawa seorang ibu yang baru melahirkan putranya di tengah hutan sendirian, aku merasa iba terhadap ibu itu karena harus berpisah dengan bayi tersebut dan meninggalkannya sendirian di tengah hutan dan aku merasa iba terhadap nasib bayi tersebut karena sendirian di tengah hutan".

Para malaikat pun kembali bertanya : "Apakah kamu tahu siapa roh yang baru saja kamu cabut ini? Dia adalah bayi dari ibu yang kamu ceritakan tadi".

Mendengar hal ini, malaikat maut pun sujud kepada Allah SWT, dan berkata : "Ya Allah, hamba memohon ampun kepadaMu dan memohon terhindar dari makar-Mu. Karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang maha berkehendak apakah seseorang hamba akan Engkau jadikan ahli surga atau ahli neraka."


7. Ridwan

Adalah malaikat yang bertugas menjaga pintu surga, walaupun tidak ada keterangan di dalam Al Qur'an dan hadits shahih yang menerangkan secara jelas namanya. Terkadang namanya diucapkan sebagai "Rizvan" oleh orang Persia, Urdu, Pashto, Tajik, Punjabi, Kashmir, dan bahasa lainnya yang terpengaruh oleh bahasa Persia.

Sementara di Perancis disebut sebagai "Redouane". Sekarang nama ini digunakan sebagai nama maskulin oleh orang Arab atau orang yang beragama Islam. Malaikat Ridwan biasanya bersama dikaitkan bersama Malik.


8. Malik

Adalah pemimpin malaikat Zabaniah dan bertugas menjaga gerbang neraka. Dikisahkan, malaikat Malik sangat bengis dan kejam terhadap para penghuni neraka. Namun sebaliknya terhadap para penghuni surga, selalu tersenyum kepada mereka, sangat baik dan ramah.


***


Dari nama-nama malaikat di atas ada beberapa yang disebut namanya secara spesifik didalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS. 2 Al Baqarah: 97,98 dan QS. 66 At Tahrim: 4), Mikail (QS. 2 Al Baqarah: 98) dan Malik (QS. Al Hujurat) dan lain-lain. Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.

Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, ia juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain seperti Ruh al-Qudus, Ruh al-Amin/ Ar-Ruh Al-Amin dan lainnya.

Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Qur'an maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail di dapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat Maut.

Nama Dan Tugas Malaikat

Masing-masing malaikat memiliki nama dan tugasnya sendiri-sendiri, namun kita tidak mengetahui nama-nama tersebut kecuali sedikit saja. Berikut ini adalah kelanjutan nama-nama para malaikat tersebut :


9. Zabaniah

Adalah nama para malaikat yang bertugas menyiksa orang-orang di neraka. Mereka digambarkan dengan sosok yang sangat garang dan sadis, tidak mengenal ampun terhadap orang yang telah masuk ke dalam perut neraka. Zabaniah berjumlah 19 malaikat sebagaimana jumlah huruf Basmalah dan Zabaniyah dipimpin oleh Malaikat Malik.

Penglihatan para malaikat itu bagaikan kilat yang menyambar, gigi mereka sepuh tanduk sapi, sedangkan bibir-bibir mereka menjulur sampai ke telapak kaki, kobaran api keluar dari mulut-mulut mereka, dan jarak antara kedua bahunya adalah sekitar perjalanan satu tahun.

Dikatakan pula, bahwa Allah tidak menjadikan dalam hati mereka rasa belas kasihan dan lemah lembut sebesar semut kecil pun. Salah seorang dari mereka ada yang menyelam dalam lautan api neraka selama 70 tahun, tetapi api neraka itu tidak membahayakan atas dirinya, karena sesungguhnya cahaya itu dapat mengalahkan api neraka.

Rasulullah SAW bersabda : "Siapa yang ingin supaya Allah selamatkan dia dari penanganan Malaikat Zabaniyah yang berjumlah 19 orang (Malaikat penjaga Neraka), maka hendaklah membaca Bismillahirrahmanirrahim, niscaya Allah buatkan untuknya, dari setiap satu huruf itu sebuah Surga."

Istilah Zabaniah dalam surah al-Alaq ayat 18, memang sebagian besar ditafsirkan sebagai nama diri dari malaikat yang diancamkan Allah bagi mereka yang menghalangi seseorang melakukan shalat, akan tetapi A. Hassan dalam Tafsir al-Furqonnya menterjemahkan, istilah Zabaniah pada ayat tersebut sebagai Tentara Tuhan yang gagah.


10. Hamalat al 'Arsy

Adalah empat malaikat pemikul 'Arsy Allah, pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan, yaitu; Israfil, Mikail, Jibril, Izrail. Di dalam Al Qur'an, disebutkan para malaikat ini :

“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.”
(QS. Al Haqqah, 69:17) 



Berdasarkan hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud dari seorang sahabat Jabir bin Abdillah, wujud para malaikat pemikul singgahsana Allah sangatlah besar dan jarak antara pundak malaikat tersebut dengan telinganya sejauh perjalanan burung terbang selama 700 tahun.

Dikatakan pula dalam hadits, bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki sayap lebih besar dan banyak dibandingkan dengan Jibril dan Israfil. Dikatakan, bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki sayap sejumlah 2400 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil, sedangkan Israfil mempunyai 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril.

Sedangkan Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi Al-Jawi Al-Bantani, seorang wali besar dari tanah Jawa, mengatakan bahwa, "Mereka adalah tingkatan tertinggi para Malaikat dan Malaikat yang pertama kali diciptakan, dan mereka berada di dunia sebanyak 4 malaikat, pada saat qiyamat akan berjumlah 8 malaikat dengan bentuk kambing hutan. Jarak antara telapak kakinya sampai lututnya sejauh perjalanan 70 tahun burung yang terbang paling cepat. Adapun sifat dari 'Arsy, dikatakan bahwa bahwa 'Arsy adalah permata berwarna hijau dan 'Arsy adalah makhluk yang paling besar dalam penciptaan. Dan setiap harinya 'Arsy dihiasi dengan 1000 warna daripada cahaya, tidak ada satu makhlukpun dari makhluk Allah ta'ala yang sanggup memandangnya.. Dan segala sesuatu seluruhnya didalam 'Arsy seperti lingkaran ditanah lapang. Dikatakan sesungguhnya 'Arsy merupakan kiblat para penduduk langit, sebagaimana Ka'bah sebagai kiblat penduduk bumi."


11. Harut dan Marut

Adalah dua malaikat yang diutus oleh Allah untuk turun ke negeri Babil (Babilonia). Nama mereka disebutkan di dalam Al Qur'an :

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini, bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”
(QS. Al Baqarah : 102) 



Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang shaleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.

Syeikh Athiyah Saqar menyebutkan, bahwa di beberapa buku tafsir disebutkan, kedua malaikat itu telah diturunkan ke bumi sebagai fitnah, sehingga Allah mengadzab mereka berdua dengan menggantung kedua kaki mereka, perkataan para mufassir ini bukanlah sebagai salah satu hujjah (dalil) dalam hal ini, karena kisah tersebut berasal dari warisan masyarakat Babilonia dan penjelasan orang-orang Yahudi serta kitab-kitab Nasrani. Karena tidak sesuai dengan salah satu ayat di dalam Al Qur'an. 

Para malaikat tidaklah maksiat kepada Allah, terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka pun melakukan apa-apa yang diperintahkan-Nya, firman Allah :

“Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.”
(QS. Al Anbiya : 26–27)


“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.”
(QS. Al Anbiya : 19–20) 



Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, yang mengatakan, bahwa kedua malaikat itu mengajarkan kepada manusia tentang peringatan terhadap sihir, bukan mengajarkan untuk mengajak mereka melakukan sihir. Az Zajjaj mengatakan, bahwa perkataan itu adalah juga pendapat kebanyakan ahli bahasa. Artinya bahwa pengajaran kedua malaikat itu kepada manusia adalah berupa larangan, keduanya mengatakan kepada mereka, "Janganlah kalian melakukan ini (sihir) dan janganlah kalian diperdaya dengannya, sehingga kalian memisahkan seorang suami dari isterinya dan apa yang diturunkan kepada mereka berdua adalah berupa larangan."

Al Hafidz bin Katsir berkata : "Kisah Harut dan Marut ini diriwayatkan dari beberapa tabi'in seperti Mujahid, Suddi, Hasan al Bashri, Qotadah, Abul Aliyah, Zuhri, Rabi' bin Anas, Muqotil bin Hayyan, dan lain-lain dan dibawakan oleh banyak penulis tafsir dari kalangan terdahulu dan belakangan."

Kesimpulan detail dari kisah Harut dan Marut ini kembali kepada kisah Israilliyat, karena riwayatnya tidak ada sama sekali dalam hadits marfu' yang bersambung sanadnya dari Nabi Muhammad SAW.

Al Hafidz bin Hazm berkata : Diantara bukti-bukti yang menunjukkan kebathilan kisah Harut dan Marut ada di dalam salah satu firman Allah :

“Kami tidak menurunkan malaikat, melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh."
(QS. Al Hijr : 8)



12. Darda'il 

Adalah malaikat yang mencari orang yang berdoa, meminta, bertaubat dan minta ampun, akan dipenuhi semua permintaannya atas izin Allah, setiap malam bulan Ramadhan.

Dalam hadits yang lain dijelaskan : Sesungguhnya Allah telah menciptakan malaikat yang bernama "Malaikat Darda'il". Dia mempunyai dua sayap, satu sayap berada di Barat yang terbuat dari yaqut merah, dan sayapnya yang lain berada di Timur yang terbuat dari zamrud hijau yang ditaburi dengan mutiara dan yaqut serta marjan, kepalanya berada di bawah 'Arsy, sedang kedua telapak kakinya berada dibawah bumi yang ketujuh."


13. Hafazhah (Para Penjaga) :

o Kiraman Katibin 

Para malaikat pencatat yang mulia, ditugaskan mencatat amal manusia. Dua malaikat yang terletak di bahu kanan dan kiri setiap makhluk-Nya. Menurut syariat Islam, jika ada seseorang yang melakukan amal (perbuatan) yang lebih dominan, maka ia akan dikirim berdasarkan perbuatan semasa hidupnya di dunia, entah ke Jannah atau Jahannam. Para malaikat ini termasuk dalam golongan Hafazhah (Para Penjaga).

Tidak ada penjelasan lebih lanjut bahwa apakah nama-nama malaikat itu bernama Raqib dan Atid, yang dikenal sebagai Kirâman Kâtibîn. Pada akhir shalat, umat muslim beraliran sunni selalu menghormati para malaikat ini.

Kedua malaikat ini disebutkan dalam Al Qur'an pada surah Qaaf, Al Infithaar, Ar-Ra’du dan Az-Zukhruf, yang berbunyi :

Gerak-gerik manusia dan perkataannya dicatat oleh para malaikat dalam Al Qur'an Qaaf 50 :

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya", "(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri". "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
(QS. Qaaf : 16 - 18) 

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu).”
(QS. Al Infithaar : 10 - 11)

“Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahsia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.”
(QS. Az-Zukhruf : 80) 

“Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
(QS. Ar-Ra’du : 10-11)


Kedua malaikat ini terkenal juga sebagai "Pencatat Yang Mulia", mereka menjadi saksi dan telah menuliskan kitab amal manusia dan jin, kitab amal akan berterbangan dari 'Arsy ke arah leher tiap-tiap makhluk pada "Hari Penghakiman" di Mahsyar. Sesuai dengan beberapa surah didalam Al Qur'an, yaitu :

“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.”
(QS. Qaaf : 21)

“Inilah Kitab (catatan) Kami, yang menuturkan kepadamu dengan benar; karena sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat segala perbuatan yang pernah kamu kerjakan.”
(QS. Al Jaatsiah : 29) 

“Dan tiap-tiap manusia itu, telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetap nya kalung) pada lehernya, dan Kami keluarkan baginya di hari Kiamat satu kitab yang dijumpainya dengan terbuka. Bacalah kitabmu : cukuplah dirimu sen­diri pada hari ini sebagai penghisab terhadapmu.”
(QS. Al Israa' : 13-14) 


Qarin adalah menjadi setan oposisi dalam ajaran Islam. Dalam riwayat yang lain dijelaskan, ada lima malaikat yang menyertai manusia, yaitu :

* Dua malaikat menjaga pada malam hari,
* Dua malaikat menjaga pada siang hari, dan
* Satu malaikat yang tidak pernah berpisah dengannya.

Hal tersebut dijelaskan dengan firman Allah yang artinya :

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang bergantian (menjaganya), dimuka dan dibelakangnya.”
(QS. Ar-Ra'd : 11) 


Yang dimaksud malaikat yang bergantian, yaitu malaikat malam dan siang yang melindunginya dari setan dari golongan jin dan manusia. Kedua malaikat menulis amal kebaikan dan kejelekan diantara kedua bahunya, lidahnya sebagai pena, mulutnya sebagai tempat tinta dan ludahnya sebagai tinta, keduanya menulis amal manusia sampai datang hari kematiannya.

o Mu’aqqibat

Para malaikat yang selalu memelihara/menjaga manusia dari kematian sampai waktu yang telah ditetapkan yang datang silih berganti. Para malaikat yang menjaga setiap makhluk pada waktu bermukim, bepergian, waktu tidur atau ketika terjaga dari kematian sampai datang waktu kematian yang telah ditetapkan. Para malaikat ini termasuk dalam golongan Hafazhah (Para Penjaga).

Kata al-mu’aqqibat adalah bentuk jamak dari kata al-mua’qqibah. Kata tersebut diambil dari kata ‘aqiba yang berarti tumit, dari sini kata tersebut dipahami dalam arti mengikuti seakan-akan yang mengikuti itu meletakkan tumitnya di tempat tumit yang diikutinya. Pola kata yang digunakan di sini mengandung makna penekanan bahasa dan dimaksud adalah para malaikat-malaikat yang ditugaskan Allah mengikuti setiap makhluk secara sungguh-sungguh.

Para malaikat yang ditugaskan menjaga seorang hamba dalam segala ihwalnya, tercantum dalam Al Qur'an Ar-Ra’du 10-11, yang berbunyi :

“Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.”
(Ar-Raad: 10-11) 


Dan surat Al-An'am yang berbunyi :

“ Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hambaNya, dan diutusNya kepadamu malaikat-malaikat penjaga…”
(QS. Al-An’am : 61)


Dalam hadits shahih dari Abdullah, yang dicatat oleh Imam Ahmad, Muhammad pun pernah bersabda tentang adanya makhluk malaikat dan jin yang menyertai setiap manusia. Menurut kisah Islam, hanya saja jin yang menyertai Muhammad telah dikalahkan olehnya.

Dalam hadits lain dikatakan, bahwa “Para malaikat bergiliran untukmu pada malam dan siang hari. Mereka berkumpul dalam shalat subuh dan shalat ashar. Kemudian malaikat malam naik kepada Allah. Allah bertanya, kepada para malaikat sedang Dia lebih mengetahui tentang kamu, "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku saat kamu tinggalkan?" Para malaikat berkata, "Kami mendatangi mereka sedang mengerjakan shalat dan kami meninggalkan mereka sedang shalat pula."”


14. Arham 

Malaikat yang diperintahkan untuk menetapkan rejeki, keberuntungan, ajal dan lainnya pada 4 bulan kehamilan. Para malaikat yang diserahi tugas untuk mengatur rezeki, kematian, amal, sengsara atau kebahagiaan janin di dalam rahim. Malaikat Arham memiliki tugas meniupkan debu bumi kepada janin, dimana calon makhluk itu nanti akan tercabut nyawanya oleh Malaikat Maut.

Jika seorang hamba telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah akan mengutus malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk melaksanakan kesemua ketetapan yang telah ditulis oleh Allah di Lauh Mahfuzh.

Dalam hadits Rasulullah Muhammad SAW bersabda :

"Allah mengutuskan Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata : 'Wahai Tuhan!, ia masih berupa air mani'. Setelah beberapa ketika Malaikat berkata lagi : 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa darah beku'. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi : 'Wahai Tuhan!, ia sudah berupa segumpal daging'. Apabila Allah membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata : 'Wahai Tuhan!, orang ini akan diciptakan laki-laki atau perempuan? celaka atau bahagia? bagaimana rezekinya? serta bagaimana pula ajalnya?. Segala-galanya dicatat sewaktu dalam perut ibunya." 

Pada saat Sakrat al-Maut, Allah akan membukakan tabir yang menyelubungi pandangan seseorang, sehingga akan menembus akhirat. Tercantum di dalam Al Qur'an surah Qaaf, yang berbunyi :

“Sehingga bagi orang mukmin, ketersingkapan penglihatan ini menambah ringan bebannya menempuh kematian, tetapi orang kafir justru akan semakin membuatnya berat dan sulit untuk melampaui tahapan kematian itu.”
(QS. Qaaf : 22) 


15. Jundallah 

Para malaikat perang yang membantu Nabi Muhammad SAW dan pasukannya di dalam peperangan. Menurut kisah Islam, ketika Muhammad sedang melihat-lihat suasana alam Langit Pertama (ar-Rafii'ah), dikatakan bahwa ia telah melihat sosok malaikat yang sangat besar sekali ukurannya, malaikat itu sedang menunggangi kuda yang berasal dari cahaya dan berbusana cahaya. Malaikat yang besar itu dikelilingi oleh 70 ribu malaikat yang berbusanakan berbagai busana dan perhiasan, masing-masing mereka memegang tombak yang tebuat dari cahaya dan mereka itulah yang disebut sebagai Jundallah (Tentara Allah).

Menurut kisah Islam, pada saat itu para muslimin mendapatkan keadaan pada bulan yang sangat berat, dimana para muslim memperoleh kemenangan besar, pertempuran pertama adalah pada saat Perang Badr, yang terjadi pada 17 Ramadhan, pada saat diturunkannya Al Qur'an. "Membuat sebuah norma untuk membedakan mana yang benar dan salah." Hari dimana dua kekuatan bertemu.

Dalam pertempuran ini, ketika jumlah para muslimin tidaklah banyak, tidak bersenjatakan dengan lengkap dan tidak ada persiapan sama sekali. Ketika itu mereka ingin menangkap sebuah kafilah Quraisy yang dalam perjalanannya kembali dari Syria, yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Penangkapan ini bertujuan untuk mengambil harta-harta yang telah dirampas oleh pihak Quraisy dan menggantikannya, secara terpaksa mereka keluar dari kampung halaman mereka dan mereka hanya percaya dengan bantuan Allah.

Ketika Abu Sufyan mengetahui bahwa para muslimin datang, dia mengubah arah kafilahnya dan melarikan diri, kemudian mengerahkan penduduk Mekkah sebanyak 950 pasukan dan 700 unta dan langsung bergerak ke arah Madinah, untuk berhadapan langsung dengan para muslimin di Badr, dengan tujuan untuk menyerang para muslimin dan menghentikan penyebaran Islam.

Ketika itu, para muslimin tidak memiliki persiapan untuk perang dan Muhammad sedang berunding dengan mereka, ia mendengar kalimat-kalimat yang membuatnya senang dari pihak Muhajirin dan Anshar. Said bin Muadz seorang pemimpin Anshar berkata, "Saya bersumpah kepada Dzat yang menggenggam jiwaku di tangan-Nya, jika senandainya engkau (Muhammad) menyeberangi lautan, maka kami akan mengikutimu, dan jika engkau bergerak ke Barkil Ghimad (negeri yang jauh), kami akan mengikutimu dan tidak ada satupun dari kami yang akan menetap disini. Kami selalu sabar selama peperangan, serius dan jujur dalam konfrontasi dan kami berharap untuk menunjukkan niat baik kami untuk menyenangkan Anda, majulah dengan rahmat Allah."

Al Miqdad bin Amr, "Ya Rasulallah, kami tidak akan mengatakan kepadamu seperti perkataan Bani Israel kepada Musa." "Pergilah bertarung dengan Tuhanmu, sementara kami akan duduk disini saja." "Tetapi kami akan mengatakan, "Pergilah bertarung dengan Tuhanmu dan kami akan bertarung disampingmu pula."

Menurut syariat Islam, akhirnya pertempuran itu dimulai dengan persekutuan antara Tentara Bumi (muslimin) dengan bantuan Tentara Surga (Malaikat Allah) dan banyak kejadian-kejadian yang diluar masuk akal. Para malaikat ini disebutkan dalam firman Allah diantaranya dalam surah berikut dibawah ini, yang berbunyi :

“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.”
(Al-Imran 3: 125) 

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut. Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu). (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.”
(QS. Al-Anfaal : 9-12) 

“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.”
(QS. At-Taubah : 26) 

“...Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri...”
(QS. Al-Mudatsir : 31) 


Seorang prajurit muslim berkata kepada Muhammad, bahwa ia telah melihat malaikat sedang bertempur disisinya, sambil menunggang kuda, tetapi kaki kuda itu tidak pernah menyentuh tanah. Menurut kisah Islam, kemenangan ada di pihak tentara Islam, jatuh korban dipihak tentara Islam dinyatakan hanya 14 jiwa, sementara itu dipihak Quraisy telah jatuh korban sebanyak 70 jiwa dan 70 jiwa ditangkap sebagai tawanan perang.


16. Ad-Dam'u 

Malaikat yang selalu menangis jika melihat kesalahan manusia.


17. An-Nuqmah

Malaikat yang selalu berurusan dengan unsur api dan duduk di singgasana berupa nyala api, ia memiliki wajah kuning tembaga.


18. Ahlul Adli

Malaikat besar yang melebihi besarnya bumi beserta isinya. Dikatakan ia memiliki 70 ribu kepala.


19. Ar-Ra'd 

Malaikat pengatur awan dan hujan.


20. Malaikat Berbadan Api dan Salju 

Malaikat yang setengah badannya berupa api dan salju berukuran besar, serta dikelilingi oleh sepasukan malaikat yang tidak pernah berhenti berdzikir.


21. Penjaga Matahari 

Sembilan Malaikat yang menghujani matahari dengan salju.


22. Malaikat Rahmat 

Penyebar keberkahan, rahmat, permohonan ampun, dan pembawa roh orang-orang shaleh, ia datang bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat `Adzab.


23. Malaikat 'Adzab 

Pembawa roh orang-orang kafir, zalim, munafik, ia datang bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat Rahmat.


24. Pembeda Haq dan Bathil 

Para malaikat yang ditugaskan untuk membedakan antara yang benar dan salah kepada manusia dan jin.


25. Penentram Hati

Para malaikat yang mendoakan seorang mukmin, untuk meneguhkan pendirian sang mukmin tersebut.


26. Penjaga 7 Pintu Langit 

7 malaikat yang menjaga 7 pintu langit. Mereka diciptakan oleh Allah sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.


27. Pemberi Salam Ahli Surga

Para malaikat yang memberikan salam kepada para penghuni surga.


28. Pemohon Ampunan Orang Beriman

Para malaikat yang terdapat disekeliling 'Arsy yang memohonkan ampunan bagi kaum yang beriman.


29. Pemohon Ampunan Manusia di Bumi

Para malaikat yang bertasbih memuji Allah dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi.


Semoga bermanfaat.

Wassalam.




Sumber : Umar Sulaiman Al-Asyqar (Buku yang berjudul : Malaikat "Mengakrabi Makhluk Gaib Yang Selalu Menyapa Kita"), Wikipedia©, sejarahtanahairku.blogspot.com, berbagai sumber lainnya


* Sayap-Sayap Kehidupan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar