Kasih Ibu, kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari duniaBegitulah sepenggal lirik lagu yang memang benar adanya dengan contoh kasus di bawah ini.
Inés Ramírez Pérez, Satu2nya wanita di dunia yang berhasil melakukan operasi bedah sesar pada dirinya sendiri.
Histori
Inés Ramírez Pérez (1960) adalah seorang wanita meksiko yang berasal dari Provinsi Oaxaca yang telah menyita perhatian publik karena keberhasilannya melakukan bedah sesar terhadap dirinya sendiri pada tahun 2000, membuat dirinya menjadi satu2nya orang di dunia yang diketahui sukses melakukan bedah sesar tersebut.
Ines Ramírez Pérez adalah seorang petani yang tinggal di pinggiran meksiko. Dia dapat berbahasa Zapotec dan sedikit bahasa spanyol. Meskipun dirinya tidak memiliki pengetahuan di bidang medis, namun dia telah sukses melakukan bedah sesar pada dirinya sendiri, Dia dan bayinya selamat.
Ramírez sedang sendirian berada di dalam pondok (rumah) nya ketika perutnya tiba2 kesakitan (sudah mau melahirkan). Sedangkan bidan terdekat berjarak lebih dari 50 mil yang harus dilalui dengan medan terjal dan jalanan yang rusak. Suaminya, yang sebelumnya pernah menolong dirinya pada proses persalinan anak sebelumnya, sedang minum2 di bar sekitar.
Rio Talea (Kawasan tempat dia tinggal) hanya berpopulasi 500 orang dan hanya memiliki 1 telepon, dan jaraknya pun cukup jauh. Ramírez telah melahirkan delapan anak, tujuh anak hidup dan satu meninggal. Kehamilan dia yang terakhir sekitar 3 tahun yang lalu (1997), berakhir dengan keguguran pada saat dia kesakitan (ingin melahirkan) dan karena jarak bidan yang jauh. Dan berkaca pada pengalaman tiga tahun lalu tersebut yang menyebabkan keguguran bayinya, Ramírez pun nekad untuk membedah sesar dirinya sendiri.
Proses Operasi
Saat tengah malam, 5 maret 2000 - Setelah 12 jam merasa kesakitan terus menerus, Ramírez duduk di sofa dan menenggak 3 gelas kecil minuman keras (sebagai anestesi). Dia lalu menggunakan pisau dapur dengan panjang sekitar 15 cm untuk membelah perutnya sendiri dalam 3 percobaan. Ramírez mengiris sekitar 17 cm (garis vertikal) dan beberapa cm di sekitar kanan pusarnya, dimulai dari sekitar bawah tulang rusuk dan berakhir pada sekitar pubic area (daerah kewanitaan). Setelah membedah dirinya sendiri sekitar sejam, dia berhasil menjangkau ke dalam rahimnya dan menarik keluar bayi laki2 nya. Dia lalu memotong tali pusar bayinya dengan gunting dan menjadi tidak sadarkan diri. Dia menggunakan pakaian untuk membalut lukanya setelah dirinya sadar, dan mengutus anak lelakinya (maksudnya : kakak si bayi) untuk mencari pertolongan.
Beberapa Saat Kemudian
Beberapa jam kemudian, petugas kesehatan desa dan wakil kepala desa menemukan Ramírez dalam keadaan sadar dan siaga, bersama dengan bayinya. Petugas tersebut segera menjahit bekas bedah Ramírez dengan jarum dan benang yang tersedia.
Ramírez lalu segera dibawa ke klinik lokal, yang berjarak 2 1/2 mil dan lalu dibawa ke rumah sakit terdekat, sekitar 8 jam menggunakan mobil. 16 jam setelah berada di RS, dia menjalani operasi perbaikan pada wilayah pembedahan sesar tersebut. Dan pada hari ke-7 dia di RS, dia menjalani operasi bedah yang kedua untuk menghindari komplikasi yang terjadi karena kerusakan pada ususnya yang terjadi pada proses bedah sesar yang telah dia lakukan. Dia keluar dari RS setelah hari ke-10, dan beristirahat di rumah untuk menjalani pemulihan total.
Menjelaskan pengalamannya, Ramírez berkata, "Aku tidak ingin merasakan "luka" yang sama lagi (karena kematian bayi sebelumnya). Jika bayiku akan mati, maka aku memutuskan aku juga akan mati. Namun bila bayiku akan tumbuh besar, Aku juga akan melihatnya tumbuh besar dan aku akan selalu bersamanya. Aku pikir Tuhan telah menyelamatkan nyawa kami berdua."
Ramírez dipercaya sebagai satu2nya orang yang berhasil melakukan bedah sesar pada dirinya sendiri. Kasusnya telah dicatatkan dalam International Journal of Gynecology & Obstetrics terbitan maret 2004.
Dia juga dipercaya telah memiliki nasib yang sangat beruntung pada saat itu, dilihat dari beberapa hal : Dengan memposisikan dirinya, yang mana membuat rahimnya, bukan ususnya, menghadap ke dinding abdominal di sekitar area pembedahan; Untuk tidak mengalami infeksi yang berbahaya dari luka yang terbuka lebar dalam sebuah kondisi tempat yang tidak steril; Untuk tidak mengalami pingsan dalam menahan sakit akibat bedahan, mati dalam kondisi perut terbedah atau mati karena mengalami shock.
Walaupun selamat setelah kejadian ajaib tersebut, namun Ramírez sangat tidak menganjurkan wanita lain untuk mencontoh tindakan nekadnya tersebut.