Selasa, 16 Agustus 2011

Olahraga 15 Menit Perpanjang Usia 3 Tahun

Satu lagi ditemukan manfaat dari olah raga bagi kesehatan. Sebuah riset di Taiwan baru-baru ini mengklaim, dengan berolahraga selama 15 menit dalam setiap hari ternyata dapat memperpanjang hidup Anda 3 (tiga) tahun menjadi lebih lama.
Menurut peneliti, selama ini kebanyakan orang berpatokan pada pedoman yang mengatakan olahraga harus dilakukan 30 menit dalam sehari dan lima hari dalam seminggu. Padahal, dengan menerapkan dosis latihan yang lebih rendah, akan lebih memotivasi seseorang untuk mau berolahraga.  
<a href='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=aaab9391&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=1089&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=aaab9391' border='0' alt='' /></a>
Chi Pang Wen, pemimpin studi dari Lembaga Penelitian Kesehatan Nasional Taiwan mengatakan, mendedikasikan 15 menit sehari secara rutin untuk berolahraga seperti jalan cepat akan memberikan keuntungan bagi siapa pun.
"Ini untuk pria, wanita, perokok muda dan tua, orang sehat dan tidak sehat. Nasihat ini dapat diberikan oleh dokter kepada pasien tanpa harus melihat apakah dia wanita atau pria," katanya.
Wen dan rekan-rekan, yang menerbitkan temuannya dalam Medical Journal The Lancet, melibatkan 416.000 relawan yang diamati selama 13 tahun. Selama studi,  catatan kesehatan dan laporan tingkat aktivitas fisik para relawan dianalisis.
Setelah memperhitungkan perbedaan dalam hal usia, berat badan, jenis kelamin dan berbagai indikator kesehatan yang berhubungan, peneliti menemukan bahwa dengan hanya 15 menit latihan sehari dapat meningkatkan harapan hidup seseorang tiga tahun lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif berlolahraga.
Olahraga rutin setiap hari juga terkait dengan risiko kejadian lebih rendah terkena kanker, dan mengurangi risiko kematian terkait kanker.  "Cepat atau lambat, Anda akan mati. Tapi dibandingkan dengan kelompok aktif (berolahraga), kelompok yang jarang berolahraga punya risiko kematian akibat kanker 10 persen lebih tinggi," kata Wen.
Wen mengatakan, temuannya konsisten dengan penelitian serupa di masa lalu yang melibatkan relawan dari Kaukasia. Namun, ia mengklaim timnya sebagai penemu pertama yang dapat menunjukkan adanya hubungan manfaat berolahraga dengan waktu yang minim sekalipun.
"Tidak ada penelitian lain yang dapat menyimpulkan. Kita adalah orang pertama yang mengatakan bahwa olahraga selama 15 menit sudah cukup bermanfaat," katanya.
"Kami berharap penelitian ini akan membuatnya orang yang malas berolahraga menjadi lebih tertarik untuk berolahraga. Mereka dapat mengalokasikan 15 menit sehari, bukan 30 menit, yang tentu lebih sulit," pungkasnya.
Sumber :Kompas.com

Menanti Malam Nuzulul Quran

Al-Qur`an sangat mencintai Ramadhan. Begitu pula sebaliknya. Keduanya bagaikan dua sahabat yang saling mengasihi. Allah swt. berfirman, “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (pertama kali) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Al-Baqarah [2] : 185)
Al-Qur`an diturunkan secara keseluruhan ke langit dunia dari lauhul mahfudz pada bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan amat bergembira dengan turunnya Al-Qur`an. Karena itulah, Rasulullah saw. senantiasa mempelajari Al-Qur`an di bulan Ramadhan bersama Malaikat Jibril. Beliau mendengarkan bacaannya, merenungkannya, memikirkan pelajaran yang ada di dalamnya, menghidupkan ajaran-ajarannya, melapangkan hatinya, dan menggali cinta dalam mutiara hikmah Al-Qur`an.
Orang yang membaca Al-Qur`an ketika berpuasa (di bulan Ramadhan), berarti ia telah memadukan Ramadhan dengan Al-Qur`an, hingga bulan yang agung ini bercengkrama dengan kitab yang agung pula, di mana Allah swt. berfirman, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Shâd [38] : 29)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci?” (Muhammad [47] : 24)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur`an? Kalau kiranya Al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (An-Nisâ’ [4] : 82)
Membaca Al-Qur`an (di bulan Ramadhan) memiliki kenikmatan tersendiri. Di bulan suci ini pula terdapat petunjuk khusus yang terpancar dari Al-Qur`an.
Al-Qur`an bagaikan air yang membasahi tanaman, pengharum ruangan, dan penyejuk jiwa.
Membaca Al-Qur`an akan mengingatkan kita pada hari ketika ia diturunkan pertama kali, pada saat Rasulullah mempelajarinya, dan ketika kaum salaf memberikan perhatian yang besar terhadapnya.
Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadits shahih,
 “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi yang membacanya.” HR Muslim.
Beliau juga bersabda, “Bacalah oleh kalian Az-Zahrawayain, yaitu surat Al-Baqarah dan  surat Ali-Imran, karena sesungguhnya kedua surat itu akan datang seperti dua gumpalan awan, atau seperti dua belukar hutan, atau seperti dua kawanan burung yang berbulu tebal untuk menaungi pembacanya di hari kiamat.” HR Muslim dan Ahmad.
Kaum salaf, apabila tiba bulan Ramadhan, serentak mereka buka mushaf-mushaf Al-Qur`an; Mereka senantiasa bersama Al-Qur`an ketika berdiam di tempat tinggalnya maupun ketika bepergian.
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Imam Malik menghentikan segala aktivitasnya dan hanya membaca Al-Qur`an ketika bulan Ramadhan tiba. Beliau tinggalkan kegiatan mengajar, memberikan fatwa, maupun berkumpul bersama orang-orang, dan beliau berkata, “Bulan ini adalah bulan Al-Qur`an.”
Ketika Ramadhan tiba, rumah-rumah para salafushshalih memancarkan cahaya kebahagiaan. Mereka membaca Al-Qur`an dengan tartil dan saling bersahutan antara yang satu dan lainnya. Manakala melihat keajaiban di dalamnya, mereka berhenti, dan menangis ketika mendengar nasihatnya, berbahagia ketika mendengar kabar gembiranya. Perintahnya dilaksanakan dan larangannya dijauhi.
Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwa Ibnu Mas’ud ra. membaca awal surat An-Nisâ' di hadapan Rasulullah saw. Dan ketika ia sampai pada ayat,  “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (An-Nisâ’ [4] : 41)
Rasulullah saw. berkata, “Cukup sampai di situ bacaanmu, wahai Ibnu Mas’ud.”
Ibnu Mas’ud melanjutkan ceritanya, “Lantas Aku melihat ke arah beliau, dan Aku melihat kedua pelupuk matanya bercucuran air mata. Sungguh, Rasulullah saw. adalah orang yang sangat mencintai Allah, dan ketika mendengar kata-kata (firman) dari Yang dicintainya, beliau pun menangis.”
Dalam hadits shahih yang lain, Rasulullah saw. pernah menyimak bacaannya Abu Musa ra., kemudian beliau berkata kepadanya,
 “Seandainya engkau melihatku ketika aku mendengarkan bacaanmu tadi malam, sungguh aku merasa tengah mendengar satu seruling di antara seruling-seruling keluarga Dawud.”
Abu Musa menjawab, “Seandainya aku tahu engkau mendengarkan becaanku tadi malam, tentu akan aku perindah bacaanku untukmu.
Maksud Abu Musa, aku akan memperindah suaraku lebih dari itu, hingga bacaanku akan lebih memberikan pengaruh, lebih menggetarkan dan lebih indah lagi.”
Sedangkan Umar ra. apabila para sahabat berkumpul, maka dia berkata kepada Abu Musa, “Wahai Abu Musa, ingatkanlah kami kepada Tuhan kami.” Maka Abu Musa pun membacakan Al-Qur`an dengan suaranya yang indah, sementara para sahabat mencucurkan air matanya,
Ketika orang-orang tidak lagi tergerak hatinya untuk mendengarkan kalam ilahi, pendidikan akan terbengkalai, fitrah manusia akan terpasung, dan pemahaman terhadap agama pun akan semakin memburuk.
Manakala Al-Qur`an sudah ditinggalkan, keburukan akan merajalela, musibah datang silih berganti, pemahaman tidak lagi benar, dan kegagalan selalu menghantui.
Al-Qur`an sangat memperhatikan hidayah bagi manusia agar mereka selalu berada di jalan yang benar. Ia adalah cahaya dan penawar hati. Ia mengajarkan pengetahuan dan petunjuk. Ia adalah kehidupan dan ruh, penyelamat, serta pembawa kebahagiaan dan pahala.
Al-Qur`an berisikan pendidikan rabbani, undang-undang ilahi, dan hikmah yang abadi.
Tidak adakah keinginan dalam diri kita untuk hidup bersama Al-Qur`an? Tidak adakah keinginan dalam diri kita untuk mengenal keagungan Al-Qur`an dan memulai hari dengan Al-Qur`an? Masih adakah sisa waktu kita untuk melakukan itu semua?

Cara Mengatasi Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi telah menjadi penyakit yang umum bagi banyak orang saat ini, apalagi bagi mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu faktor penyebab stroke, serangan jantung, dan juga gagal ginjal. Dan akibat terburuk dari penyakit ini adalah kematian. Karena itu, jika bisa, penyakit ini harus dicegah. Jika Anda memiliki tekanan darah yang tinggi, Anda dapat mengendalikan penyakit ini. Bagaimana cara mencegah dan mengendalikan darah tinggi atau hipertensi?


TEKANAN DARAH
Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah. Saat Anda melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis ke dokter, biasanya ada alat khusus yang digunakan oleh dokter untuk memeriksa tekanan darah. Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut sphigmomanometer atau dikenal juga dengan tensimeter. Ada tensimeter digital dan ada juga tensimeter air raksa yang masih umum digunakan untuk pemeriksaan klinis.

Memeriksa Tekanan Darah
Saat memeriksa tekanan darah, ada dua angka yang biasanya disebut misalnya 120/80. Apa yang dimaksud angka-angka tersebut?
Sistolik
Angka pertama (120) yaitu tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat jantung berdenyut atau berdetak (sistol). Sering disebut tekanan atas.
Diastolik
Angka pertama (90) yaitu tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat jantung beristirahat di antara saat pemompaan. Sering disebut tekanan bawah.

Dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan menyuruh Anda duduk atau berbaring, karena itu posisi terbaik untuk mengukur tekanan darah. Lalu dokter biasanya akan mengikat kantung udara pada lengan kanan kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Setelah itu, dilakukan pengukuran tekanan darah. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut.

Apa yang dimaksud dengan tekanan darah? Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.

Setelah mengetahui tekanan darah, pasti Anda ingin mengetahui apakah tekanan darah Anda termasuk rendah, normal atau tinggi. Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolik.

MENGAPA TEKANAN DARAH MENINGKAT?
Apa yang menyebabkan tekanan darah bisa meningkat? Sebagai ilustrasi, jika Anda sedang menyiram kebun dengan selang. Jika Anda menekan ujung selang, maka air yang keluar akan semakin kencang. Hal itu karena tekanan air meningkat ketika selang ditekan. Selain itu, jika Anda memperbesar keran air, maka aliran air yang melalui selang akan semakin kencang karena debit air yang meningkat.
Hal yang sama juga terjadi dengan darah Anda. Jika pembuluh darah Anda menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.


PENYEBAB DARAH TINGGI
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:

* Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

* Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.

* Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.

* Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: tips mengendalikan kolesterol.

* Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.

* Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.

* Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.

* Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

* Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol juga menyebabkan tekanan darah tinggi.

* Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.


MENCEGAH DAN MENGATASI DARAH TINGGI
Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:

* Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
* Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
* Hentikan minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol.
* Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
* Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
* Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.
* Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
* Kendalikan kadar kolesterol Anda.
* Kendalikan diabetes Anda.
* Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak meningkatkan tekanan darah.


DARAH TINGGI DAPAT DIKENDALIKAN
Tekanan darah tinggi atau hipertensi bukan suatu penyakit yang tidak dapat dihilangkan. Anda bisa mengendalikannya dan mencegah darah tinggi.
Sumber : Artikel Kesehatan & Informasi Penyakit

Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qodar

 Dalam pembahasan Nuzulul Qur'an menurut Berbagai Madzab kita telah mengetahui bahwa Al-Qur'an diturunkan ke Baitul Izzah secara langsung. Dari Baitul Izzah itulah, Al-Qur'an kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW.

Nuzulul Qur'an yang kemudian diperingati oleh sebagian kaum muslimin mengacu kepada tanggal pertama kali Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah SAW di gua Hira. Jika sebagian besar umat Islam di Indonesia meyakini 17 Ramadhan sebagai tanggal Nuzulul Qur'an, Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfury menyimpulkan Nuzulul Qur'an jatuh pada tanggal 21 Ramadhan.

Lepas dari berapa tanggal sebenarnya, Nuzulul Qur'an dalam arti turunnya Al-Qur'an kepada Rasulullah SAW secara bertahap atau berangsur-angsur itu memiliki beberapa hikmah sebagai berikut:

1. Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat
Dakwah Rasulullah pada era makkiyah penuh dengan tribulasi berupa celaan, cemoohan, siksaan, bahkan upaya pembunuhan. Wahyu yang turun secara bertahap dari waktu ke waktu menguatkan hati Rasulullah dalam menapaki jalan yang sulit dan terjal itu.

Ketika kekejaman Quraisy semakin menjadi, Al-Qur'an menyuruh mereka bersabar seraya menceritakan kisah para nabi sebelumnya yang pada akhirnya memperoleh kemenangan dakwah. Maka, seperti yang dijelaskan Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfury dalam Rakhiqul Makhtum, Al-Qur'an menjadi faktor peneguh mengapa kaum muslimin sangat kuat menghadapi cobaan dan tribulasi dakwah dalam periode Makkiyah.

Di era madaniyah, hikmah ini juga terus berlangsung. Ketika hendak menghadapi perang atau kesulitan, Al-Qur'an turun menguatkan Rasulullah dan kaum muslimin generasi pertama.

2. Tantangan dan Mukjizat
Orang-orang musyrik yang berada dalam kesesatan tidak henti-hentinya berupaya melemahkan kaum muslimin. Mereka sering mengajukan pertanyaan yang aneh-aneh dengan maksud melemahkan kaum muslimin. Pada saat itulah, kaum muslimin ditolong Allah dengan jawaban langsung dari-Nya melalui wahyu yang turun.

Selain itu, Al-Qur'an juga menantang langsung orang-orang kafir untuk membuat sesuatu yang semisal dengan Al-Qur'an. Nyanta, walaupun Al-Quran turun berangsur-angsur, tidak seluruhnya, toh mereka tidak mampu menjawab tantangan itu. Ini sekaligus menjadi bukti mukjizat Al-Qur'an yang tak tertandingi oleh siapapun.

3. Memudahkan Hafalan dan Pemahamannya
Dengan turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur, maka para kaum muslimin menjadi lebih mudah menghafalkan dan memahaminya. Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang diistilahkan dengan asbabun nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman para sahabat.

4. Relevan dengan Pentahapan Hukum dan Aplikasinya
Sayyid Quthb menyebut para sahabat dengan "Jailul Qur'anil farid" (generasi qur'ani yang unik). Diantara hal yang membedakan mereka dari generasi lainnya adalah sikap mereka terhadap Al-Qur'an. Begitu ayat turun dan memerintahkan sesuatu, mereka langsung mengerjakannya. Interaksi mereka dengan Al-Qur'an bagaikan para prajurit yang mendengar intruksi komandannya; langsung dikerjakan segera.

Diantara hal yang memudahkan bersegeranya para sahabat dalam menjalankan perintah Al-Qur'an adalah karena Al-Qur'an turun secara bertahap. Perubahan terhadap kebiasaan atau budaya yang mengakar di masyarakat Arab pun dilakukan melalui pentahapan hukum yang memungkinkan dilakukan karena turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur ini. Misalnya khamr. Ia tidak langsung diharamkan secara mutlak, tetapi melalui pentahapan. Pertama, Al-Qur'an menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya (QS. 2 : 219). Kedua, Al-Qur'an melarang orang yang mabuk karena khamr dari shalat (QS. 4 : 43). Dan yang ketiga baru diharamkan secara tegas (QS. 5 : 90-91).

5. Menguatkan bahwa Al-Qur'an benar-benar dari Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji
Ketika Al-Qur'an turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya, terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa Al-Qur'an benar-benar kalam ilahi, Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.

Demikianlah, sebagian hikmah Nuzulul Qur'an, diturunkannya Al-Qur'an secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW. Wallahu a'lam bish shawab. [Muchlisin. Maraji: : مابحث في علوم القران karya Syaikh Manna Al-Qaththan, رحيق المختوم karya Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury, dan معالم في الطريق karya Sayyid Quthb]
Sumber : Bersama Dakwah
Tak terasa bulan Ramadhan akan segera memasuki 10 hari terakhir. Di mana kaum Muslimin seharusnya  lebih meningkatkan ibadah dan amal shalih demi mendapatkan pahala di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, berupa terbebasnya mereka dari api neraka. Apalagi di 10 malam terakhir ada malam Laylatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Di 10 hari terakhir Ramadhan, kaum Muslimin biasanya menyiapkan diri untuk beri'tikaf seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw. "Abdullah bin Umar r.a. berkata: Rasulullah saw biasa beri’tikaf pada malam-malam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan," (Bukhari, Muslim).
Profesor bidang Tafsir Al-Quran dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Dr 'Abdul Fattah 'Ashoor mengatakan, "I'tikaf bukan hanya disarankan bagi kaum lelaki muslim, tapi juga bagi para muslimah, karena istri-istri Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam juga beri'tikaf baik semasa Rasulullah masih hidup maupun setelah wafatnya", ujarnya.
"Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam selalu beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf sepeninggalnya," (Bukhari, Muslim).
Makna dibalik 'itikaf di 10 hari terakhir Ramadhan adalah untuk memberi kesempatan bagi kaum Muslimin untuk lebih mendekatkan dan mengabdikan diri secara khusus, setidaknya beberapa hari dalam satu tahun. Oleh sebab itu, i'tikaf selayaknya dilakukan di masjid dengan maksud agar bisa berkonsentrasi pada pengabdiannya dan tidak terganggu dengan urusan dunia. Pasalnya, sudah menjadi kebiasaan di hari-hari akhir bulan Ramadhan, banyak kaum Muslimin yang justru menghabiskan waktunya untuk urusan dunia mempersiapkan Idul Fitri; beli baju baru, bikin kue dan lain sebagainya.

Berbeda dengan kaum lelaki yang nyaris tak menghadapi kendala untuk beri'tikaf di masjid selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, kaum perempuan kadang menghadapi berbagai halangan jika ingin beri'tikaf di masjid, terutama mereka yang masih memiliki anak-anak yang masih kecil. Di satu sisi, mereka khawatir jika anak-anak harus ditinggal di rumah. Di sisi lain, mereka tidak mungkin membawa anak-anak ke masjid, karena takut hanya akan mengganggu kekhusyukkan orang lain yang sedang beri'tikaf.
Menanggapi dilema ini, para ulama mengatakan bahwa kaum perempuan tidak harus melaksanakan i'tikaf di masjid? Profesor 'Ashor dari Universitas Al-Azhar Mesir menyatakan, "Boleh-boleh saja seorang perempuan beri'tikaf di masjid sepanjang tidak mengambaikan hak-hak keluarganya, terutama suami dan anak-anaknya."
Menjawab dilema ini,  apakah perempuan boleh melakukan i'tikaf di rumah saja, Dr Rajab Abu Mleeh, konsultan syariah di Islamonline mengatakan, ada perbedaan pandangan tentang hal itu. Mazhab Maliki, Shafi'i dan Hambali adalah ulama yang berpandangan bahwa seorang perempuan tidak diizinkan beri'tikaf di kamar atau mushalanya sendiri di rumah. Ketiga ulama itu merujuk pada Al-Quran, Surat Al-Baqarah ayat 187.
" ... Tetapi jangan kamu campuri mereka , ketika kamu beritikaf dalam masjid ...."
Maliki, Syafi'i dan Hambali juga merujuk pada peristiwa ketika Abdullah bin Abbas ditanya tentang seorang perempuan yang bersumpah untuk beri'tikaf di mushala di rumahnya. Abdullah bin Abbas lalu mengatakan, "Itu adalah bid'ah, dan tindakan yang paling dibenci Allah Swt adalah melakukan bid'ah. Tidak ada i'tikaf selain di masjid di mana shalat lima waktu dilaksanakan."
Berdasarkan pandangan itu, kamar atau mushala di rumah tidak bisa dianggap sebagai masjid, dan jika i'tikaf dalam kamar atau mushala di rumah dibolehkan, maka para istri Rasulullah Saw seharusnya sudah melakukannya, meski cuma sekali.
Sebaliknya, para ulama penganut mazhab Hanafi membolehkan kaum perempuan beri'tikaf di ruangan khusus atau mushala di rumahnya. Mereka berpendapat bahwa tempat i'tikaf bagi perempuan adalah tempat yang mereka sukai dan tempat mereka melakukan salat lima waktu sehari-hari, karena tidak seperti laki-laki, lebih baik bagi kaum perempuan untuk salat dirumah dibandingkan di masjid. Berdasarkan pendapat itu, tempat i'tikaf perempuan selayaknya di sebuah ruangan khusus atau mushala di rumahnya sendiri.
Abu Hanifah dan Ath-Thawri menyatakan, "Seorang perempun boleh melakukan i'tikaf di rumah. Itu lebih baik bagi mereka, karena salat mereka di rumah lebih baik daripada di masjid."
Disampaikan pula oleh Abu Hanifah bahwa Rasulullah Saw. meninggalkan i'tikafnya di masjid ketika Beliau melihat tenda-tenda istrinya berada masjid. Rasullah Saw lalu berkata, "Apakah kebenaran yang dimaksudkan dengan melakukan hal yang demikian?"
Pendapat yang membolehkan perempuan i'tikaf di drumah juga mengatakan bahwa mushala di rumah adalah tempat terbaik bagi kaum perempuan menunaikan salat, maka tempat mereka i'tikaf adalah seperti masjid bagi kaum lelaki dimana mereka mereka melaksanakan i'tikaf.
Meski demikian, Dr Rajab Abu Mleeh mengatakan tidak ada salahnya bagi perempuan yang ingin beri'tikaf di masjid, karena masjid merupakan tempat terbaik untuk beribadah dan mengingat Allah ta'ala. Selain itu, tidak seperti rumah, masjid lebih memiliki atmosfir spiritual. Tapi bagi seorang ibu yang masih punya anak kecil, atau seorang perempuan yang suaminya tidak mengizinkan ia beri'tikaf di masjid, maka mereka boleh beri'tikaf di rumah.
Lebih dari itu, seorang perempuan yang memiliki niat yang tulus untuk mengabdi pada Allah Swt, ia harus memahami bahwa pahala memenuhi hak dan kebutuhan suami serta anak-anak mereka bisa sama dengan, atau bahkan lebih besar dari dari sekedar memaksakan kehendak beri'tikaf di masjid. Itulah salah satu karunia Allah ta'ala yang Dia anugerahkan pada siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah Mahakaya lagi Mahatahu. (ln/iol)

Sumber : Era Muslim